Nasional

Lagu Hubbul Wathan Berbahasa Arab untuk Kelabuhi Penjajah

Jum, 27 Juli 2018 | 04:30 WIB

Jombang, NU Online
Lagu Hubbul Wathan karya almaghfurlah KH Wahab Hasbullah (Mbah Wahab) semula tidak dapat dinyanyikan dengan mudah seperti saat ini. Ada peristiwa yang ternyata menegangkan di balik suksesnya lagu tersebut berhasil dibuat dan didengungkan oleh para pemuda kala itu hingga sekarang tengah mendunia.

Putra Mbah Wahab yaitu KH Hasib Wahab menjelaskan, lagu Hubbul Wathan tersebut memang sengaja tidak dibuat Mbah Wahab dengan bahasa Indonesia, melainkan berbahasa Arab. Tentu Mbah Wahab sudah berpikir jauh lagu yang saat ini gencar dinyanyikan warga NU itu dibuat dengan bahasa Arab.

"Karena situasi dan kondisi pada saat itu sangat tegang, kalau berbahasa Indonesia atau diterjemahkan ke bahasa Indonesia bisa-bisa langsung ditangkap oleh Belanda," ungkapnya saat peringatan Haul Ke-47 Mbah Wahab dalam pekan ini.

Orang-orang Belanda yang saat itu tengah menjajah Indonesia tidak cukup mengerti dengan bahasa Arab. Di samping sulit untuk diungkapkan, mengartikannya juga tidak mudah. Berbeda dengan bahasa Indonesia yang kala itu sedikit demi sedikit sudah mulai dipahami oleh orang Belanda, lantaran mereka cukup lama berada di Indonesia.

"Namun karena berbahasa Arab, mungkin dikira shalawatan, akhirnya saat para pemuda menyanyikannya boleh-boleh saja," ujar kiai yang juga Ketua Majelis Pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang ini.

Padahal, imbuhnya, makna dari lagu tersebut tersirat untuk menyemangati para pemuda khususnya agar tidak takut terhadap penjajah, termasuk Belanda. 

"Isinya untuk menyemangati pemuda-pemuda Indonesia supaya melawan penjajahan," ucapnya.

Menurut pandangannya, misi Mbah Wahab sebagai pendiri serta penggerak Nahdlatul Ulama (NU) dalam hal menggelorakan semangat pemuda untuk cinta tanah air Indonesia melalui lagu tersebut sangat efektif. Hingga akhirnya para pemuda pada masa itu tidak sedikit pun gentar dengan penjajah. (Syamsul Arifin/Muiz)