Nasional

LAZISNU: Amil Zakat, Profesi Mulia yang Disebutkan Al-Qur'an

Ahad, 18 Maret 2018 | 14:10 WIB

Bogor, NU Online
Amil zakat adalah profesi yang disebutkan dalam Al-Qur'an surat At Taubah ayat 60, Wal aamiliina alaiha. Hal ini menunjukkan bahwa amil adalah profesi mulia karena dimuliakan Allah.

Hal tersebut disampaikan Direktur Fundraising NU Care-LAZISNU, Nur Rohman pada Madrasah Amil di Tamansari, Bogor, Jawa Barat, Ahad (18/3).

"Oleh sebab itu menjadi amil zakat harus bangga, (karena perannya) sebagai jembatan menolong orang lain. Orang yang menolong orang lain dalam hadist Nabi dijamin akan mendapatkan pertolongan Allah," papar Rohman.

Ia menambahkan karena peran amil zakat, NU Care-LAZISNU pada tahun 2016 secara nasional berhasil mengumpulkan zakat sebesar 59 miliar. Angka ini meningkat pada tahun 2017 dengan pengumpulkan zakat senilai 210 miliar.

"Tahun 2018 mempunyai target 500 miliar, tahun 2019 menargetkan 750 miliar, dan tahun 2020 menargetkan 1 triliun," lanjutnya.

Untuk mencapai target tersebut, Rohman mengatakan NU Care-LAZISNU menggunakan sejumlah langkahi yang disebut strategi fundraising NU Care-LAZISNU.

"Pertama, menjadikan anak muda pemain terdepan dengan mengkader mereka secara serius dan efektif," ungkapnya.

Menurut Rohman, tanpa partisipasi dan kontribusi anak muda yang kreatif, sangat sulit lembaga zakat dapat bangkit.

Kedua, menggerakkan Koin (Kotak Infak) kemandirian. Rohman menyebut sejumlah daerah berhasil membangkitkan kesadaran berzakat, infak dan sedekah.

"Kabupaten Sragen berhasil mengumpulkan 5,8 miliar pada tahun 2017; Cijurug Sukabumi berhasil menerapkan one day five hundred, Banyumas, Banjarnegara, Magetan, Nganjuk, Lampung. Gerakan di daerah-daerah ini membawa energi positif bagi bangkitnya LAZISNU di seluruh Indonesia," urainya.

Menguatkan gerakan Koin. dilakukan Kirab Koin dari Banten pada 14 Maret 2018. Perjalanan Kirab Koin NU diagendakan berakhir di Banyuwang, Jawa Timur.

"Kirab ini dalam rangka menghidupkan spirit Koin untuk kemandirian ekonomi umat," tegasnya.

Langkah ketiga adalah mengedepankan digital marketing yang mutlak dirancang sebagai bentuk fundraising udara (dunia maya), selain Koin sebagai fundraising darat (langsung).

"Selain itu E-Koin dalam bentuk aplikasi online sedang dirancang untuk memperkuat fundraising udara yang efektif untuk kalangan menengah ke atas," ujar pria yang juga pembina Majelis Rajeg, Tangerang.

Strategi keempat, lanjut dia, mengedepankan kerja cerdas. Kerja cerdas ini membutuhkan inovasi dan kreativitas dengan distingsi yang kuat.

"Belajar dengan kelompok lain dan perusahaan lain, seperti kitabisa.com dan sejenisnya menjadi lompatan yang menarik," ucapnya.

Kelima, adalah memanfaatkan momentum. Ada dua momentum bagi lembaga zakat, yaitu Ramadhan dan Idul Adha.

"Dua momentum ini harus dimanfaatkan secara maksimal untuk optimalisasi penghimpunan zakat nasional," pungkasnya. (Kendi Setiawan)