Nasional

LBM PBNU Bahas Masalah Hukum Disabilitas Mental

Sel, 3 Desember 2019 | 11:15 WIB

LBM PBNU Bahas Masalah Hukum Disabilitas Mental

Bahtsul Masail membahas masalah hukum disabilitas mental, Selasa (3/12) di Kantor PBNU Jakarta. (Foto: NU Online/Nurdin)

Jakarta, NU Online
Perlahan-lahan, upaya akomodasi kaum disabilitas mulai terlihat di sejumlah sektor seperti pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi, dan lain-lain. Namun, tidak bisa terpungkiri juga bahwa kaum disabilitas yang juga disebut difabel kerap kali mengalami diskriminasi peran.

Probelm disabilitas tidak hanya terkait indera dan fisik manusia, tetapi juga mental. Penyandang disabilitas mental atau yang sering disebut kelainan mental ini juga terkait dengan praktik-praktik keagamaan sehingga Lembaga Bahtsul Masail (LBM) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) perlu mengkajinya.

“Bahtsul Masail ini untuk menggali masukan-masukan dari para kiai terkait masalah keagamaan penyandang disabilitas mental baik terkait masalah peribadatan (ubudiyah), tata pergaulan sosial (muamalah), kebijakan publik (as-siyasah), dan lain-lain,” terang Sekeretaris LBM PBNU, KH Sarmidi Husna sebelum kegiatan dibuka, Selasa (3/12) di Kantor PBNU Jakarta.
 

Wakil Ketua Umum PBNU Prof H Maksum Mahfoedz yang hadir membuka acara tersebut menegaskan, Nahdlatul Ulama terus berupaya meningkatkan perhatiannya terhadap problem-problem sosial-keagamaan, termasuk problem kelompok-kelompok difabel.

“Agar mereka memperoleh kepastian hukum secara fikih melalui kajian-kajian mendalam kitab-kitab ulama pesantren,” jelas Prof Maksum.
 

Forum Bahtsul Masail yang digelar dalam rangka Hari Disabilitas Internasional 3 Desember ini menghadirkan sejumlah pakar. Di antaranya Rais Syuriyah PBNU KH Ahmad Ishomuddin, dokter Syahrizal Syarif yang merupakan Ketua PBNU, pihak Kemenkes dokter Fidiansjah, dan KH Imam Aziz.

Peserta bahtsul masail adalah pengurus harian PBNU, pengurus LBM PBNU dan LBM PWNU, lembaga dan banom PBNU.

Forum ini juga rencananya akan diikuti oleh perbagai perkumpulan terkait, yaitu perkumpulan Sehat Jiwa, Bipolar Indonesia, Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI), Yayasan Cahaya Jiwa, Into The Light, Get Happy, SHG Laras Jiwo Yogyakarta, Yakkum Yogyakarta, P3M, TAF, dan komunitas peduli disabiltas mental lainnya.

Sebelumnya, LBM PBNU pada 29 November 2018 lalu merilis buku panduan keagamaan kebutuhan sehari-hari kalangan disabilitas di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Jakarta Pusat.
 

Pihak LBM PBNU dengan buku ini menyuguhkan pandangan keagamaan dari khazanah keislaman sebagai bentuk perhatian NU untuk kalangan disabilitas secara umum.

Dari forum peluncuran ini, LBM PBNU menerima masukan dan catatan dari peserta forum dari pelbagai kalangan termasuk kalangan disabilitas untuk menggarap lebih spesifik disabilitas tertentu.

Pewarta: Fathoni Ahmad
Editor: Alhafiz Kurniawan