Nasional

Lebih dari Sekadar Aqidah, Islam itu Agama Peradaban

Ahad, 22 Desember 2013 | 06:00 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj yang akrab disapa Kang Said menyatakan, agama Islam tidak hanya menyangkut pada  persoalan aqidah. Aqidah hanya bagian kecil dari ajaran Islam. Karena, masih banyak persoalan lain yang harus dikaji lagi guna membangun peradaban Islam di dunia ini.
<>
"Islam itu bukan hanya kafir-kafiran begitu, mukmin-kafir. Bukan hanya itu. Islam bukan hanya bicara aqidah saja, bukan hanya memvonis mukmin-kafir," terang Kang Said dalam sambutan penutupan kursus singkat Tasawuf sebagai Etika Sosial di Pesantren Ats-tsaqafah, Jakarta, Jum'at (20/12).

Islam itu, lanjut Kang Said, adalah agama ilmu dan peradaban. Islam agama kebudayaan dan kemajuan. "Islam itu agama ilmu, agama intelektual, agama kemajuan, agama peradaban," tegasnya.

Lebih lanjut Kang Said menceritakan, orang pertama kali yang menegaskan Islam bukan hanya aqidah adalah Imam Hasan Bashri. Saat itu Imam Hasan Bashri dihadapkan pada fenomena saling mengafirkan di antara sesama muslim. Ia kemudian menyadari, Islam tidak akan maju jika hanya saling mengafirkan.

Imam Hasan Al-Bashri yang lahir tahun 21 dan wafat 110 H, tokoh sentral tabiin, itu menyelamatkan umat Islam. Ia sudah melupakan aktivitas saling mengafirkan. Ia lalu mengajak umat Islam untuk membangun ilmu pengetahuan, peradaban, dan kemajuan Islam, ujar Kang Said meniru seruan Imam Hasan Bashri kepada umat Islam di zamannya.

Setelah kampanye Imam Hasan Bashri bahwa Islam itu bukan hanya aqidah, mulai bermunculan ulama-ulama yang menggagas dan berkreasi membangun ilmu pengetahuan.

"Dari situ muncul ilmu hadits, ilmu tafsir, ilmu nahwu, shorof, balaghah setelah Imam Hasan Basri berteriak keras; apa-apaan ini? Kok umat islam bisanya hanya mengafirkan," tegas Kang Said.

Untuk itu, perbedaan yang ada tidak perlu dibesar-besarkan. Alangkah baiknya yang dikedepankan umat Islam adalah persamaannya. Karena, kejayaan Islam tidak akan hadir kembali jika umatnya sibuk membesarkan perbedaan, saling membid'ahkan atau mengafirkan sesama muslim. (Aiz Luthfi/Alhafiz K)