Jakarta, NU Online
Allah menciptakan Nabi Adam sebagai manusia pertama, namun kehadiran Nabi Adam tidak disukai oleh iblis dengan cara menolak untuk menghormatinya. Iblis menunjukkan kesombongannya dengan menganggap dirinya lebih baik (sombong) daripada manusia. Sikap penolakan tersebut yang kemudian membuatnya diusir oleh Allah dari surga.
"Orang yang gede, besar pengakuan, itu adalah sifat ananiyah, ananiyah sifat setan, sifat iblis," kata Ketua Lembaga Dakwah PBNU KH Agus Salim saat memberikan pengajian menjelang buka puasa bersama di Masjid An-Nahdlah Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Senin (6/6) sore.
Oleh karena itu, Kiai Agus mengajak jamaah agar menghilangkan sifat menganggap diri lebih baik. "Makanya sifat pengakuan, sifat merasa-merasa ini harus dihilangkan," ucap Kiai Agus.
Sebaliknya, ia mendorong agar jamaah selalu merendah dan mengaku hina di hadapan Allah. Sebab sambungnya, tidak ada yang lebih mulia kecuali Allah. "Kita banyak menghinakan diri di hadapan Allah itu harus," ucapnya.
Menurutnya, jika seorang manusia sudah bisa merendahkan diri di hadapan Allah, maka orang tersebut telah berakhlak. Sehingga jika telah berakhlak kepada Allah, maka secara otomatis akan berakhlak kepada sesama makhluk-Nya.
"Itulah yang disebut dengan insaniyah," ucapnya.
Ia melanjutkan, orang yang hatinya selalu bermunajat kepada Allah dengan menghinakan diri, menganggap dirinya bodoh, akan disukai oleh Allah. Sebaliknya, orang yang sombong tidak disukai Allah. Orang yang sombong, katanya mengutip Imam Ghazali, menunjukkan kotornya hati. (Husni Sahal/Muiz)