Nasional

Lembaga Falakiyah NU: Mengaitkan Gerhana dengan Nasib Seseorang Bisa Merusak Akidah

Rab, 12 April 2023 | 09:00 WIB

Lembaga Falakiyah NU: Mengaitkan Gerhana dengan Nasib Seseorang Bisa Merusak Akidah

Ilustrasi Gerhana Matahari. (Foto: NU Online/Freepik)

Jakarta, NU Online
Gerhana matahari hibrid akan menjadi fenomena langit yang dapat dilihat masyarakat Indonesia pada Kamis (20/4/2023). Gerhana matahari akan tampak sebagian di langit-langit Indonesia mulai pukul 09.29.27 WIB, puncaknya pada pukul 10.45.23 WIB, dan berakhir pada pukul 12.06.41 WIB. Artinya, gerhana matahari ini akan terjadi selama 2 jam 37 menit 14 detik.

 

Ketua Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Sirril Wafa mengingatkan bahwa gerhana matahari hanyalah fenomena alam yang lumrah terjadi. Hal ini tidak ada kaitannya sama sekali dengan nasib atau menyangkut pribadi seseorang. Karenanya, ia menegaskan agar jangan mengaitkan keduanya.

 

“Apa urusannya gerhana dengan persoalan pribadi orang perorang. Mengaitkan peristiwa gerhana dengan nasib seseorang bisa berpotensi merusak akidah keimanan seseorang,” katanya kepada NU Online pada Selasa (11/4/2023).

 

Kiai Sirril menjelaskan bahwa gerhana sebagai fenomena alam hanyalah memiliki kaitan dengan alam saja, tidak ada hubungannya dengan nasib seseorang ataupun kelompok tertentu, baik dari sisi keberuntungan, ancaman, atau keburukannya.

 

“Kalau dikatakan memiliki kaitan ya ada, tapi masih dalam lingkup alam semesta ini. Karena alam ini begitu kompleks dan begitu teraturnya. Namun keterkaitan ini bukan dari sisi mistis, seperti nasib, peruntungan, kesialan, atau sejenisnya. Kalau semisal adanya pengaruh terhadap pasang surut air laut, hal seperti itu masuk akal,” jelasnya.

 

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa hal demikian itu sudah ditegaskan dan diingatkan oleh Nabi Muhammad saw. Karenanya, umat perlu diingatkan agar tidak lagi memegang kepercayaan mengenai adanya pengaruh atau hubungan gerhana matahari dengan nasib orang.

 

“Nabi Muhammad saw dari awal telah mengingatkan dengan tegas, bahwa peristiwa gerhana tidak ada sangkut pautnya dengan hidup atau matinya seseorang. Untuk itu, kita harus selalu mengingatkan kepada umat akan krusialnya kepercayaan ini,” terangnya.

 

Oleh karena itu, Kiai Sirril menegaskan bahwa gerhana matahari merupakan peristiwa alam yang menunjukkan kekuasaan dan kebesaran Allah swt, Dzat Yang Maha Pencipta.

 

“Harus diingat, bahwa gerhana matahari adalah peristiwa alam sebagai bagian dari salah satu tanda Kebesaran dan Kemahakuasaan Allah,” pungkas dosen ilmu falak Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.

 

Pewarta: Syakir NF
Editor: Aiz Luthfi