Nasional HARLAH KE-51 LESBUMI

Lesbumi Putar dan Apresiasi Film Santri

Rab, 3 April 2013 | 12:12 WIB

Jakarta, NU Online
Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi), Rabu (3/4) sore, memutar film pendek berjudul ”Hanacaraka” dan ”Kotak Amal Ramadhan” karya para santri dan pelajar, disambung dengan diskusi dan apresiasi. Kegiatan ini digelar selama tiga hari berturut-turut sejak Senin kemarin.
<>
Jika hari pertama, lembaga kebudayaan NU ini menayangkan film pendek berjudul ”Lipstik” dan ”Oleh-oleh dari Jakarta”, maka hari kedua berjudul ”Pigura” dan ”Dept”. Acara yang termasuk rangkaian hari lahir (harlah) Lesbumi tersebut dihadiri para pelaku dan pengamat film, antara lain Rieke Dyah Pitaloka, Ray Sahetapy, dan Soultan Saladin, serta pengamat geopolitik internasional Wisnu Notonagoro.

Ketua Pengurus Pusat Lesbumi Sastro Ngatawi mengatakan, enam film yang telah diputar merupakan bagian dari usaha Lesbumi untuk mengembalikan perfilman nasional yang kini dinilai menjauh dari semangat edukasi dan akar kebudayaan Nusantara.

”Terus terang kita sedang perang secara kebudayaan,” katanya di hadapan hadirin yang ikut menyaksikan pemutaran film di gedung PBNU, Jakarta Pusat.

Sastro menjelaskan, sejumlah film pendek yang diputar merupakan kritik tajam atas modernitas yang mengantarkan masyarkat pada perilaku hedonis, individualis, dan pragmatis. Film”Lipstik”, menurut dia, adalah sindiran bagi formalisme agama yang menyudutkan orang-orang baik hanya karena tak melengkapi ”syarat-syarat” simbolik kaum beragama.

Sekretaris PP Lesbumi M Dienaldo mengatakan, enam film pendek tersebut adalah karya-karya terpilih setelah melalui seleksi panitia pada 25 karya film pendek karya santri dan pelajar sepulau Jawa.

Agenda pemutaran film dan apresiasi film santri menjadi bagian dari rangkaian acara ”Pekan Budaya Lesbumi” dalam rangka peringatan hari lahir (harlah) Lesbumi yang ke-51. Setelah ”Tadarrus Puisi dan Syair Dzikir” Ahad kemarin, rencaanya pagelaran wayang kulit, 7 April.

 

Penulis: Mahbib Khoiron