Nasional

LP Ma’arif PBNU Latih 30 Orang Kemampuan Literasi dan Numerasi

Jum, 17 Juni 2022 | 21:15 WIB

LP Ma’arif PBNU Latih 30 Orang Kemampuan Literasi dan Numerasi

Ketua LP Ma'arif PBNU Prof Muhammad Ali Ramdhani saat membuka Training of Trainer Literasi dan Numerasi di Hotel Grand Zuri Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang Selatan, Banten pada Jumat (17/6/2022). (Foto: Istimewa)

Jakarta, NU Online

Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyelenggarakan Training of Trainer (TOT) Literasi dan Numerasi yang dilaksanakan di Hotel Grand Zuri Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang Selatan, Banten pada Jumat hingga Ahad (17-19/6/2022). Kegiatan ini akan melatih sebanyak 30 orang yang dibagi menjadi dua bagian, 15 orang yang fokus terhadap literasi dan 15 orang numerasi.


Ketua LP Maarif NU PBNU Prof Muhammad Ali Ramdhani mengatakan bahwa kegiatan TOT ini bukan hanya sekadar mentransformasi ilmu, akan tetapi dapat memetakan kemampuan anak didik kita. “Tentu kemampuan anak didik akan berbeda saat dibimbing oleh seorang guru melalui tatap muka secara langsung di dalam kelas dengan proses pembelajaran lewat online. Sementara kehidupan terus berjalan, sehingga anak didik yang akan kita ajarkan adalah anak didik yang akan menjalani masa depan,” katanya.


Guru Besar UIN Sunan Gunung Jati Bandung itu melanjutkan, bahwa orang hebat pada masa kini adalah orang yang mampu membaca masa depan secara baik. Oleh karenanya, konsep kekinian yang dibutuhkan adalah literasi dan nilai-nilai kehidupan yang dibingkai dengan ahlussunnah wal jamaah.


Ia menjelaskan bahwa literasi tidak hanya sekedar membaca teks, tetapi harus sampai pada implementasi dari makna sebuah teks sehingga varian literasi sangat banyak. Sebagai contoh, literasi kesehatan, literasi ini penting karena kesadaran terhadap kesehatan masih minim dan hampir setiap dekade selalu ada masa pandemi. “Sehingga kita harus mampu memprediksi di masa yang akan datang utamanya terkait kesehatan,” katanya.


Selain kesehatan, ia juga menyebut literasi sains, yaitu pengetahuan dan kecakapan ilmiah untuk mampu mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan fenomena ilmiah serta mengambil simpulan berdasar fakta.


Di samping itu, ada pulan literasi digital sebagai sesuatu yang saat ini dan ke depan tidak bisa lepas dari kehidupan seseorang. Menurutnya, kehidupan saat ini dan di masa akan datang sangat bergantung dengan digital. 


Hal yang tak boleh ketinggalan adalah literasi finansial, tata kelola keuangan yang baik karena sangat banyak yang tidak memiliki manajemen yang baik mengenai hal tersebut. Literasi keagamaan juga penting untuk meningkatkan kemampuan untuk bersyukur. “Literasi tersebut akan semakin kokoh jika literasi tersebut menjadi pedoman hidup dari hasil bacaannya yang tidak hanya menangkap simbol-simbol tapi dapat sampai pada titik makna sehingga menjadi panduan kehidupan,” ujarnya.


Selain memiliki kemampuan literasi, ternyata yang dibutuhkan juga membutuhkan numerasi. Berbeda dari segi literasi tetapi simbol numerik tersebut memiliki makna yang sama. Poinnya adalah pendidikan yang baik hanya akan dimiliki jika dimulai dengan literasi dan numerasi yang baik.


Editor: Syakir NF