Nasional

Mahasiswa Pascasarjana UNUSIA Sajikan Makalah di Konferensi AICIS 2018

Jum, 21 September 2018 | 07:00 WIB

Palu, NU Online
Dalam perhelatan akbar Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) ke-18 tahun 2018 di IAIN Palu, Sulawesi Tengah Rabu (19/9) lalu mahasiswa Pascasarjana UNUSIA Jakarta, Wildan Imaduddin Muhammad, berhasil menyajikan paper bertajuk Gusdurian as Social Movement in Disseminating the Culture of Tolerance.

Paper yang merupakan penelitian tesis di Pascasarjana UNUSIA Jakarta ini disajikan bersama empat panelis lain yaitu Hamdani, Nasrullah Jasam, Arif Zamhari, dan Eva Leiliyanti. 

Wildan menjelaskan bahwa Gusdurian adalah gerakan sosial yang menjadi salah satu arus utama dalam melawan radikalisasi agama di tengah fenomena keagamaan di Indonesia yang mengalami tren konservatisme sebagaimana tesis yang dikemukakan Martin Van Bruinessen, Noorhaidi Hasan, dan Greg Fealy. 

Sebagai panelis termuda dalam forum akademik tahunan tersebut, Wildan percaya diri dan cukup fasih menyampaikan gagasan-gagasannya. Menurutnya, gagasan pluralisme dan toleransi merupakan prinsip-prinsip penting umat Islam untuk tetap menjadi Muslim moderat dan menjaga Indonesia untuk tidak terjebak pada pemikiran yang ekstrem dan menghalalkan kekerasan. 

AICIS 2018 menghadirkan ratusan ilmuan dan peneliti dari sejumlah negara yang berbagi hasil penelitian dengan berbagai topik dalam panel yang sangat beragam. Tim panelis Pascasarjana UNUSIA Jakarta tergabung dalam panel Islamic Moderatism in Contemporary Muslim Countries.

“Topik Moderatisme Islam masih sangat relevan untuk dikaji dan didalami. Tidak hanya untuk melihat aspek keberlangsungan (continuity) dan perubahannya (change), tetapi juga untuk menganalisis spektrum moderatisme yang sebetulnya sangat kompleks,” ungkap Hamdani, chair panel Islamic Moderatism. 

Dalam dua tahun terakhir penyelenggaraan AICIS ini, sudah dua kali pula tim dosen Pascasarjana UNUSIA Jakarta melibatkan mahasiswa untuk ikut serta berkontribusi dalam ajang yang bergengsi tersebut.

Hamdani yang juga Asisten Direktur Pascasarjana UNUSIA Jakarta menegaskan bahwa selain untuk menambah wawasan dan pengalaman, kegiatan tersebut penting untuk memperluas jaringan akademik. 

Partisipasi tim UNUSIA Jakarta dalam Konferensi internasional yang diselenggarakan selama tiga hari (17-19 September 2018) itu bahkan terlihat menunjukkan peningkatan. Selain tim panel Islamic Moderatism, tercatat pula dosen UNUSIA Jakarta lain yang terlibat aktif sebagai penyaji makalah.

Mereka adalah Amanah Nurish dan Dewi Anggraeni, yang masing-masing menjadi bagian dari panel berjudul A Rekindiling of Anthropological in Asian-European Islamic Revival’ dan ‘Islamic Education and Local Culture. (Red: Fathoni)