Nasional

Makna dan Hikmah Puasa Ramadhan Menurut Kiai Zakky Mubarak

Jum, 24 Maret 2023 | 15:30 WIB

Makna dan Hikmah Puasa Ramadhan Menurut Kiai Zakky Mubarak

KH Zakky Mubarak saat menyampaikan mauidhah hasanah di akun Facebooknya, Kamis (23/3/2023). (Foto: Tangkapan layar).

Jakarta, NU Online
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Zakky Mubarak menerangkan makna dan hikmah puasa Ramadhan dari berbagai sisi dan kisah. Secara etimologis puasa diketahui sebagai cara menahan diri dari makan dan minum, serta berbagai macam perkara yang membatalkannya.

 

“Misalnya, menahan diri dari makan, minum, bercampur dengan istri, berbicara, dan sebagainya. Dalam pengertian selanjutnya, puasa adalah meninggalkan makan, minum, bercampur dengan istri, dan tidak berbicara,” kata Kiai Zakky dalam  tausiyah digital di akun Facebooknya, Kamis (23/3/2023).

 

Sementara, terang dia, bila merujuk pada penjelasan Sufyan bin Uyainah, puasa adalah upaya melatih kesabaran seseorang dari hal-hal duniawi.

 

Penjelasan yang sama juga termaktub dalam QS Maryam ayat 26, yang mengartikan puasa sebagai nadzar seorang hamba kepada Tuhannya.

 

“Maksud dari ayat ini menjelaskan bahwa aku (Maryam) menahan dari dari berbicara pada hari ini sebagai nadzar terhadap Tuhan Yang Maha Pengasih. Arti seperti ini bisa dikembangkan lebih jauh seperti menahan diri dari jenis makanan tertentu, menahan diri dari suatu pekerjaan, dan sebagainya,” jelas Kiai Zakky.

 

Tak berbeda dengan pengertian etimologis, Kiai Zakky juga menerangkan secara terminologis puasa adalah menahan hawa nafsu untuk tidak makan dan minum, yang selanjutnya disebut sebagai puasa lahiriyah.

 

“Sementara, puasa bathiniyah atau ruhaniyah, terdiri dari berbagai macam hal yang dapat merusak puasa seseorang seperti menghindari dusta, berkata palsu, bersaksi palsu, meninggalkan perbuatan keji dan munkar,” terangnya.

 

Dengan melaksanakan puasa lahiriyah dan bathiniyah sesuai tuntunan Al Qur’an dan Hadits, kata dia, maka seseorang akan memperoleh hikmah yang sangat tinggi, antara lain: meningkatkan ketakwaan, memperoleh jalan keluar dari segala kesulitannya, dan mendapat ampunan dari Allah swt.

 

“Hikmah selanjutnya, doanya akan dikabulkan,” ungkapnya.

 

Disebutkan dalam hadits, tambah Kiai Zakky, ada tiga kelompok orang yang doanya tidak tertolak, yaitu orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan orang yang teraniaya.

 

“Puasa akan menjadi syafaat di yaumil akhir, nantinya,” imbuh dia.

 

Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Aiz Luthfi