Nasional

Melihat Keceriaan Anak-Anak Terdampak Semeru Ikuti Psikososial NU Peduli

Sel, 14 Desember 2021 | 04:00 WIB

Melihat Keceriaan Anak-Anak Terdampak Semeru Ikuti Psikososial NU Peduli

Keceriaan anak-anak di Desa Supiturang, Pronojiwo, Lumajang mengikuti kegiatan psikososial NU Peduli, Ahad (12/12/2021) sore. (Foto: NU Online/Kendi Setiawan

Lumajang, NU Online
Bukan sekadar menceritakan kisah, mendongeng dijadikan sarana memberikan semangat, menimbulkan rasa senang, menumbuhkan keberanian, dan juga menanamkan pengetahuan. 
 

Itulah yang tergambar pada saat kegiatan pendampingan psikososial bagi anak-anak terdampak awan panas guguran di Desa Supiturang Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Ahad (12/12/2021) sore.
 

Aat Choiruddin, tim psikososial NU Peduli dari NU Krian Sidoarjo yang membawakan dongeng pada sore itu. Belasan anak-anak warga dan pengungsi di sekitar Masjid Desa Supiturang pun tampak antusias mendengarkan dongeng yang dibawakan. Mereka membentuk lingkaran di halaman masjid. Di sela-sela mendongeng, Ustadz Aat, pangilan Aaat Choiruddin memberikan anak-anak pertanyaan misalnya apa bahasa Inggris dari hewan yang menjadi tokoh dongeng, atau apa nama benda dan kata kerja yang terdapat dalam cerita dongeng . 


Pertanyaan lainnya berupa apa sikap yang boleh dilakukan dan yang perlu dihindari menurut pesan cerita, termasuk doa dan ucapan salam sesuai bagian dalam cerita. Sempat pula anak-anak diminta maju dan berdiri untuk memeragakan adegan tokoh dalam dongeng. Anak-anak yang berhasil menjawab pertanyaan diberi hadiah berupa makanan ringan oleh tim psikososial.


"Kami dari Tim NU Peduli yang memang selama ini membidangi psikososial di lokasi bencana di Indonesia. Hari ini hadir di lokasi terdampak bencana Semeru dalam rangka memberikan psikososial bagi anak-anak agar mereka melupakan kesedihan. Anak-anak supaya tetap semangat belajar walaupun hari ini belum normal karena bencana," kata Ustadz Aat.


Usai mengikuti dongeng, anak-anak diajak dalam permainan dan menyanyi bersama. Sesi ini tak kalah seru, karena anak-anak turut bernyanyi dengan kompak dan bergoyang dengan tanpa malu-malu.


"Terima kasih NU," seru anak-anak di akhir sesi.    
 

Muhammad Muhits Azzaman dari NU Care-LAZISNU Krian Sidoarjo yang turut mendampingi kegiatan sore itu menambahkan, bagaimanapun anak-anak yang terdampak bencana Semeru adalah bagian dari generasi bangsa. Karenanya pendidikan, psikologi dan perkembangan mereka harus didukung oleh semua pihak.

 

"Institusi mengamanahkan kita untuk menjaga semua pemuda dan anak-anak agar memiliki pendidikan yang layak. Ketika mereka kehilangan sekolah, rumah dan tempat bermain, NU turut peduli dan mengatas ini," kata Muhits.

 

Ia mengatakan, dalam Al-Qur’an disebutkan ketika berlaku adil terhadap alam semesta, Allah akan memberikan nilai lebih kepada kita. "Maka kita berikan pendampingan kepada anak- anak tersbeut. Semoga NU terlibat akfit dalam kegiatan-kegiatan sosial ini," imbuhnya.


Kebutuhan psikososial, menurut Koordinator Pos Lapangan NU Peduli, Saiful Anam memang menjadi salah satu kebutuhan mendesak saat ini. Pasalnya baik orang dewasa maupun anak-anak banyak yang masih trauma akibat adanya bencana tersebut.
 

Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Muhammad Faizin