Jakarta, NU Online
Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) menyelenggarakan program Mengaji Indonesia di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Jawa Timur, Senin (8/10) malam.
Kegiatan yang mengusung tema Kita Indonesia Kita Bersinergi ini menghadirkan tiga narasumber, yaitu Rektor UIN Malang Abdul Haris, penyair KH D Zawawi Imron, dan Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Alissa Qotrunnada Munawaroh atau Alissa Wahid.
Dalam paparannya, Menteri Agama H Lukman Hakim Saifuddin mengatakan bahwa program Mengaji Indonesia memilki dua makna.
Pertama, mengkaji tentang Indonesia sebagai sebuah negara, bangsa, dan rakyat yang ada di dalamnya. Sebagai bagian dari Indonesia, rakyat harus memahami tentang jati dirinya.
"Jadi mengkaji Indonesia bagian yang tidak boleh berhenti, harus dilakukan secara terus menerus karena memang kehidupan ini terus berubah sesuai dengan dinamikanya" kata Lukman.
Kedua, mengaji Indonesia merupakan singkatan dari mengasah jati diri Indonesia. Menurut Lukman, rakyat harus senantiasa mengasah untuk mengetahui dirinya, sebab dalam sebuah kehidupan, perubahan senantiasa terjadi.
"Apalagi di era globaiasi ini, maka tentu perubahan-perubahan yang secara langsung atau tidak langsung terjadi di luar diri kita pun juga memengaruhi diri kita sendiri," ucapnya.
Menurutnya, sebuah perubahan ada kalanya dilakukan, namun dalam bagian tertentu, yang menjadi ciri dan jati diri Indonesia, tidak boleh dihilangkan.
"Perubahan seperti apapun ada bagian-bagian yang boleh, dan bahkan harus berubah,” katanya. Tapi juga ada bagian-bagian tertentu yang menjadi ciri dan yang menjadi jati diri Indonesia mestinya senantiasa tetap ada pada diri kita sebagai sebuah bangsa dan itu kita perlu mengkajinya, perlu mengasah dengan sebaik-baiknya, lanjutnya.
Sebelum di UIN Malang, kegiatan Mengaji Indonesia diadakan di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Universitas Negeri Medan, dan Institut Agama Islam Negeri Tulungagung. (Husni Sahal/Ibnu Nawawi)