Nasional

Menag Usul Dua Poin Ini pada Konsep Keluarga Maslahah NU

Sab, 28 April 2018 | 13:30 WIB

Menag Usul Dua Poin Ini pada Konsep Keluarga Maslahah NU

Menag RI H Lukman Hakim Saifuddin

Jakarta, NU OnlineĀ 
Menteri Agama Republik Indonesia (RI) H Lukman Hakim Saifuddin mengusulkan dua poin tambahan untuk konsep keluarga maslahah kepada Lembaga Kemaslahatan Keluarga Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LKK PBNU) di Hotel Acacia, Jakarta Pusat, Jum'at (27/4).Ā 

Hal itu setelah ia menerima konsep keluarga maslahah dari LKK PBNU yang akan dikaji oleh para kiai dan nyai.

Pertama, cinta tanah air. Menurutnya, setiap anggota keluarga NU harus memiliki karakteristik kecintaaan terhadap tanah air karena sejarah NU tidak bisa dilepaskan darinya.Ā 

"Kalau kita baca sejarah NU, tidak semata keyakinan keagamaan, tapi justru keyakinan keagamaan itu menjadi landasan karena kecintaaannya kepada tanah air. Jadi sampai dibentuk Komite Hijaz dan lain sebagainya, misalnya ungkapan Hubbul Wathan minal iman itu khas NU. Kita gak temui di tempat lain," terangnya.Ā 

Oleh karena itu, kecintaaan terhadap tanah air sudah semestinya masuk menjadi salah satu dari karakteristik keluarga maslahah.Ā 

Kedua, modal hidup. Menurutnya, hidup hanya berisi dua hal, yakni bahagia dan kesedihan. Untuk menyikapi dua hal itu, maka dibutuhkan dua hal juga, yakni syukur dan sabar. Syukur dalam menghadapi kebahagiaan dan sabar saat mengalami kesedihan.Ā 

"Ini yang menurut saya menjadi inti bahwa setiap keluarga, khususnya pasangan-pasangan muda itu punya pemahaman yang cukup dan kemampuan untuk bagaimana menyikapi hidup ini melalui tadi itu, syukur dan sabar," jelas pria kelahiran Jakarta itu.

Pria yang pernah aktif di LKK PBNU itu menekankan bahwa ilmu hidup menjadi penting bagi keluarga dalam menghadapi kehidupan dengan ragam persoalan yang terjadi.

"Nah, dua isu ini yang saya ingin tambahkan, mudah-mudahan menjadi pertimbangan," ujarnya. (Husni Sahal/Muiz)