Nasional HARI SANTRI 2018

Mengibarkan Bendera 'La Ilaha Illallah', Tapi Hatinya Tidak, Apakah Itu Tauhid?

Ahad, 28 Oktober 2018 | 11:43 WIB

Sidoarjo, NU Online 
Ketua PWNU Jawa Timur KH Marzuki Mustamar menegaskan orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasulnya atau bertauhid terletak pada hati seseorang bukan pada pakaian atau benderanya.

“Orang beriman, orang bertauhid, ada di dalam hatinya. Asal iman, ikrar dengan lisan, asyhadu an la ilaha illallah, kemudian melakukan syariatnya, itulah orang beriman, orang bertauhid, meskipun benderanya Persebaya, meskipun benderanya Areamina,” jelasnya pada Istighotsah Kubra di Gelora Delta Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Ahad (28/10)

Menurut dia, apalagi orang yang mengikuti tarekat. Mereka punya kewajiban dari mursyidnya setiap selesai shalat wajib membaca la ilaha illallah ratusan kali. 

“Bukankah itu bertauhid?” tanyanya pada peringatan Hari Santri yang diikuti ratusan ribu umat Islam dari pelosok Jawa Timur.  

“Sebaliknya apabila orang hidup di negara dengan bendera dengan tertera kalimat la ilaha illallah, tapi orang itu non-Muslim, atau sekadar mengibarkan benderanya, tapi hatinya tidak, apa menjadi iman? Lalu menjadi tauhid?” 

“Sampean Muslim, hidup di negara Inggris di negara yang benderanya ada lambang salibnya, tapi hatimu dipenuhi dengan la ilaha illallah, kamu bertauhid!” tegasnya. (Abdullah Alawi)