Nasional

Merencanakan Wafat dengan Husnul Khatimah

Sel, 14 Mei 2019 | 09:15 WIB

Jakarta, NU Online
Tokoh muda Nahdlatul Ulama H Dimyati Fanami mengatakan, wafat dalam keadaan husnul khatimah harus direncanakan. Menurutnya, maut bisa datang kapan saja, siapapun tidak dapat memprediksinya. Untuk itu penting merencanakan husnul khatimah sejak saat ini.

Caranya agar husnul khatimah kata Dimyati Fanami, adalah dengan membiasakan diri berbuat baik dan mengerjakan hal-hal yang positif. Menurutnya, paling sederhana yang biasa dilakukan semua orang adalah 'senyum' setiap saat melakukan interaksi dengan sesama manusia.

"Khawatir wafat bukan dalam keadaan husnul Khatimah, ayo kita rencanakan husnul khatimah dari sekarang. Bagaimana caranya membiasakan diri berbuat yang baik berbuat yang positif?, yang paling ringan apa?, senyum, senyum itu ibadah," kata Dimyati Fanami saat mengisi Kultum Shalat Dzuhur di Masjid Annahdlah di Gedung PBNU Lt 1, di Jl Kramat Raya no 164, Jakarta Pusat, Selasa (14/5).

Ia kemudian mengutip Hadits shahih sebagai dalil senyum, tabassumuka fi wajhi akhika shadaqah, bahwa ada nilai shadaqah di balik senyum setiap orang, di hadapan saudara saudara maupun sesama umat manusia.

"Apalagi seorang pemimpin atau seorang pejabat yang memiliki banyak  karyawan, akan bernilai ibadah senyumnya jika setiap hari dilakukan di hadapan bawahannya. Senyum yang dilakukan oleh orang tersebut akan menjadi penilaian tersendiri oleh lawan bicara atau orang yang melihat senyum tersebut," jelasnya.

Selanjutnya, Dimyati Fanami mengingatkan masyarakat Indonesia mengenai kematian. Menurut dia, berdasarkan nilai yang dipelajari dari Hadits Nabi Muhamamad SAW, seseorang akan dicabut nyawanya sebagaimana kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan sehari harinya.

"Yamutul mar'u abdu ala ma asya alaih,  seseorang itu akan dicabut nyawanya sebagaimana kebiasaan-kebiasaan yang dia lakukan dalam kehidupan sehari hari. Bisa jadi lagi sebar hoaks gak ada nyawanya. Bisa jadi karena kebiasaan mencaci maki orang, habis mencaci maki jatuh dan habis nyawanya," tuturnya.

Untuk itu di bulan yang penuh kemuliaan ini, ia mengajak kepada semua umat muslim untuk berbuat kebajikan agar amal baiknya itu menjadi modal wafat dalam keadaan husnul khatimah. 

Ia juga meminta agar tidak melakukan upaya adu domba yang kerap disampaikan di berbagai media sosial termasuk pernyataan-pernyataan yang mengancam sebab itu sangat bertentangan dengan nilai nilai Al-Qur'an. "Al-Qur'an itu rahmat, isinya bukan mengancam," ucapnya.

Ia menegaskan, hidup di dunia hanya dua pilihan, pertama dunia yang meninggalkan manusia atau manusia itu sendiri yang meninggalkan dunia. Saatnya, lanjut dia, menebar kebaikan dengan penuh ketulusan.  (Abdul Rahman Ahdori/Muiz)