Nasional

Meski Kantornya Kecil, NU Jadi Ormas Terbesar di Dunia Berkat Dakwah Para Kiai di Kampung

Rab, 20 Maret 2024 | 18:00 WIB

Meski Kantornya Kecil, NU Jadi Ormas Terbesar di Dunia Berkat Dakwah Para Kiai di Kampung

Lobi Gedung PBNU. (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ulil Abshar Abdalla, mengungkapkan bahwa Nahdlatul Ulama (NU) merupakan organisasi terbesar umat Islam di Indonesia bahkan dunia.


"Nahdlatul Ulama itu organisasi terbesar umat Islam di dunia. Betul-betul secara harfiah ini adalah ormas terbesar di dunia. Tidak ada ormas sebesar ini," ujar Gus Ulil, demikian ia karib disapa, dalam Dialog Ramadhan Nikmat Menjalankan Gaya Hidup Sehat, di Masjid An-Nahdlah PBNU, Jakarta Pusat, Senin (18/3/2024).


Mengingat kebesaran NU, Gus Ulil  menekankan bahwa pengukuran kebesaran NU tidak terikat dari segi kantor pusat yang tampak terlihat sederhana, namun lebih pada substansi dan dampak nyata yang dibawa oleh NU di seluruh Indonesia.


"Memang NU itu besar, tetapi kebesaran NU itu jangan hanya diukur dengan kantornya yang kecil. Dakwahnya NU itu bukan di sini, kebanyakan di kampung-kampung, di luar Jakarta," papar dia.


Kendati gedung PBNU yang berada di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, tampak sederhana, Gus Ulil menjelaskan bahwa gedung ini memiliki sejarah dan makna yang historis bagi NU.


"Ini tanah yang istimewa," beber dia.


Sebagai tempat berdirinya masjid yang menjadi pusat kegiatan NU, Gus Ulil menekankan tanah di mana gedung PBNU ini berdiri dihormati, karena memiliki sejarah kehadiran para kiai besar NU.


"Dulu tanah ini pernah diinjak kiai besar. Ada Kiai Abdul Wahab Chasbullah yang menjadi pahlawan nasional dari Tambak Beras. Ada Kiai Bisri Sansuri, ada Kiai Idham kholid itu malah rumahnya di Cipete, dari Kalimantan, Banjar. Tentu saja bapaknya Gus Dur, Kiai Wahid Hasyim, ada Kiai Ali Maksum," papar dia.


"Ada Kiai Sahal Mahfudh, ada Kiai Ahmad Shiddiq dari Jember, luar biasa alimnya. Ada Kiai Ma'ruf Amin, ada Kiai Mustofa Bisri atau Gus Mus dari Rembang, ada Kiai Miftachul Akhyar dari Surabaya yang menjadi Rais Aam PBNU," tambahnya.


Di samping itu, Gus Ulil menyoroti sumbangsih kiai-kiai besar NU yang telah mengabdikan diri dalam berbagai bidang, baik dalam pembangunan keagamaan, pendidikan, maupun perjuangan kemanusiaan.


Dengan mengingat sejarah dan jejak perjuangan mereka, Gus Ulil mengajak Nahdliyin untuk terus menghormati dan memperkuat warisan yang telah ditinggalkan oleh para pendiri NU.