Nasional

Meskipun Susah, Mualaf Korea Ini Komitmen Berhenti Makan Babi

Rab, 18 Juli 2018 | 13:45 WIB

Meskipun Susah, Mualaf Korea Ini Komitmen Berhenti Makan Babi

Soo Tai Kim (kanan) bersama Ahmad Rozali dan Watab E Toshikazu

Jakarta, NU Online
Bagi sebagian besar penduduk Korea, daging babi adalah salah satu daging yang paling sering dikonsumsi. Hal itu juga diakui oleh warga Korea Selatan, Soo Tai Kim (50), seorang mualaf yang baru saja menyatakan memeluk agama Islam di kantor PBNU Jakarta Pusat. 

Kepada NU Online dia mengaku akan mengikuti ajaran Islam untuk berhenti mengonsumsi daging babi. “Meskipun susah, saya akan berhenti makan daging babi, karena itu adalah perintah dalam agama Islam,” ujar Soo Tai Kim di kantor PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (17/7).

Pria yang berprofesi sebagai pengusaha perhotelan di Korea ini datang ke PBNU untuk mendapat bimbingan kiai NU untuk mendapat bimbingan memeluk agama Islam. Dia datang ditemani rekannya yang telah memeluk Islam lebih dulu di bawah bimbingan Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj.

Kim yang tak beragama sebelumnya mengaku mempelajari sejumlah agama selama dua tahun terakhir. “Setelah melihat agama yang lain ternyata yang masuk ke hati saya adalah Islam,” ujarnya. Salah satu yang menarik hasratnya untuk memeluk Islam adalah sikap positif yang ditunjukkan oleh umat Islam asal Indonesia yang dia temui di Korea. 

“Saya juga mengamati teman saya yang Muslim di sana (Korea). Mereka bersikap positif dan selalu meluangkan waktu untuk sembahyang. Itu membuat saya tertarik masuk islam,” ujarnya. 

Dia mengatakan ketertarikannya dengan konsep Islam yang ramah, sebagaimana diajarkan Nahdlatul Ulama. Niatan itu diperkuat saat dia berjumpa dengan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siraj di Korea.

Rekan yang mengantarnya ke PBNU bernama Watab E Toshikazu (42) berasal dari Jepang. Toshikazu sendiri telah memeluk Islam pada Ramadhan lalu. Setelah masuk Islam, Toshikazu diberi nama Islam Abdul Karim oleh Kiai Said. 

“Kemarin itu saya masuk Islam saat bulan puasa, dan saya langsung berpuasa. Puasa melatih kesabaran karena tidak minum dan makan selama beberapa jam. Ditambah lagi melakukan kewajiban lima waktu,” ujar Toshikazu. Ia mengaku mengenal Islam dari ayahnya yang merupakan teman Gus Dur saat menjabat Presiden RI sekitar tahun 2001. 

Setelah masuk Islam, dia belajar Islam dari berbagai cara, di antaranya melalui Muslim Indonesia yang tinggal di negaranya. “Saya juga belajar tentang cara beribadah dari internet,” jelasnya. (Ahmad Rozali/Zunus)