Nasional

Muktamar Selesai, Ini Tugas NU Selanjutnya

Sab, 22 Agustus 2015 | 15:01 WIB

Surabaya, NU Online
PWNU Jawa Timur menyelenggarakan halal bihalal dan tasyakuran sukses Muktamar ke-33 NU, Sabtu (22/8). Kegiatan yang berlangsung di lantai 3 kantor setempat, diikuti PCNU se Jawa Timur dan dihadiri Wakil Gubernur Jawa Timur, H Saifullah Yusuf.<>

Dalam sambutannya, Gus Ipul, sapaan akrab H Saifullah Yusuf menandaskan bahwa muktamar telah sukses diselenggarakan. "Muktamar NU telah selesai," katanya dihadapan undangan.

Tugas berikutnya yang harus diemban adalah memberikan pengertian yang utuh tentang NU kepada banyak kalangan, khususnya anak muda. 

"Ini pekerjaan berat yang harus diemban yakni bagaimana memberikan penjelasan secara menyeluruh kepada anak muda, apa NU yang sebenarnya," katanya.

Dengan perkembangan teknologi yang demikian pesat, sangat mendesak bagaimana memberikan penjelasan kepada anak muda yang tidak memiliki waktu yang cukup dalam mengenal NU serta mendalami agama. 

"Jumlah mereka sangat banyak," kata Gus Ipul. Karenanya, memberikan pengertian yang menyeluruh tentang NU adalah di antara hal yang harus dilakukan kepengurusan NU mendatang, lanjutnya.

Gus Ipul mengingatkan bahwa meskipun sekarang para kiai menjadi pengurus NU, bukan jaminan anak atau cucunya akan juga bergabung di jam'iyah ini. 

"Meskipun para kiai sekarang menjadi pengurus syuriah, bukan jaminan anak keturunannya juga menjadi aktifis NU," terangnya.

Tantangan berikutnya adalah maraknya radikalisme yang tersebar di tanah air. "Dengan demikian, tantangan yang dihadapi adalah bagaimana NU bisa menjaga akidah umat dengan benar di tengah maraknya gerakan radikal," sergahnya.

Gus Ipul mengemukakan bahwa kalau pada awal berdirinya, NU menghadapi tantangan gerakan Wahabi dan Syiah di kawasan Timur Tengah. "Tapi sekarang, Wahabi dan Syiah itu sudah ada di depan kita," terangnya.

Karenanya, sudah saatnya umat diberikan pencerahan dan penjelasan apa itu Wahabi, Syiah dan gerakan radikal serta bahayanya bagi akidah. "Memberikan penjelasan kepada umat adalah bagian dari cinta tanah air," katanya.

Tugas ketiga yang tidak kalah penting adalah melahirkan calon pemimpin yang memiliki basis keulamaan. "Karena NU adalah organisasi dengan basis keagamaan dan keulamaan, maka harus bisa melahirkan pemimpin yang memang memiliki kealiman," terangnya.

Muktamar yang telah memilih sistem Ahlul Halli wal Aqdi adalah di antara jawaban dari kebutuhan ini. "Kita sudah lelah dengan pemilihan langsung sebagai buah dari liberalisme politik yang melahirkan kegaduhan," katanya.

"Muktamar ke-33 NU yang telah selesai diselenggarakan membawa hikmah agar NU bisa memberikan solusi bagi tatanan pemilihan pemimpin yang lebih baik," pungkasnya. (Syaifullah/Mukafi Niam)