Nasional

Musim Kemarau 2024 Diprediksi Mundur, Puncaknya Juli-Agustus

Ahad, 17 Maret 2024 | 12:30 WIB

Musim Kemarau 2024 Diprediksi Mundur, Puncaknya Juli-Agustus

Ilustrasi dari musim hujan ke musim kemarau. (Foto: freepik)

Jakarta, NU Online

Musim hujan terjadi di Indonesia sejak akhir 2023. Hingga kini, di beberapa wilayah masih kerap hujan. Bahkan, di sebagian daerah terjadi banjir karena intensitas hujan yang sangat tinggi. Sebagaimana akhir-akhir ini banjir terjadi di Semarang, Jawa Tengah; Sampang, Bangkalan, Jawa Timur; dan daerah-daerah yang lainnya. 


Lalu kapan musim kemarau? 


Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa peralihan musim dari musim hujan ke musim kemarau (pancaroba) bakal terjadi pada Maret hingga April 2024. Pernyataan ini disampaikan BMKG pada Februari 2024 sebelumnya.


Melalui keterangan terbarunya, BMKG memprediksi bahwa musim kemarau tahun 2024 di sebagian besar wilayah Indonesia mundur dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sementara puncak musim kemarau 2024 diprediksikan terjadi pada Juli dan Agustus 2024.


"Jika dibandingkan terhadap rerata klimatologinya (periode 1991-2020), maka awal musim kemarau 2024 di Indonesia diprediksi mundur pada 282 ZOM (40 persen), sama pada 175 ZOM (25 persen), dan maju pada 105 ZOM (15 persen)," ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam keterangannya di situs resmi BMKG, diakses NU Online, Ahad (17/3/2024). 


Adapun wilayah yang awal kemaraunya diprediksi mundur yaitu sebagian Sumatra Utara, sebagian Riau, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur, sebagian besar Kalimantan, sebagian Bali, NTB, sebagian NTT, sebagian Sulawesi Tenggara, sebagian Sulawesi Barat, sebagian besar Sulawesi Tengah, Gorontalo, sebagian Sulawesi Tengah, dan sebagian Maluku.


Dwikorita menjelaskan, secara umum musim kemarau 2024 diprediksi bersifat normal dan atas normal, masing-masing sebanyak 359 ZOM (51,36 persen) dan 279 ZOM (39,91 persen). Namun, terdapat 61 ZOM (8,73 persen) yang diprediksikan akan bersifat di bawah normal. 


Wilayah yang diprediksi mengalami sifat musim kemarau di bawah normal yaitu di sebagian kecil Aceh, sebagian kecil Sumatra Utara, sebagian kecil Riau, sebagian Kepulauan Bangka belitung, sebagian Jawa Timur, sebagian Kalimantan Barat, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Tenggara, sebagian Sulawesi Tengah, sebagian NTT, Maluku Utara, sebagian Papua Barat, sebagian Papua Tengah, dan sebagian Papua Selatan.


Sementara wilayah yang diprediksi mengalami sifat musim kemarau di atas normal yaitu sebagian kecil pesisir selatan Sumatera Barat, Bengkulu, Sumatra Selatan, Lampung, sebagian besar Pulau Jawa, Bali, NTB, NTT, sebagian Kalimantan Barat, sebagian Kalimantan Tengah, sebagian Kalimantan Selatan, sebagian Kalimantan Timur, sebagian kecil Kalimantan Utara, bagian selatan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, bagian utara dari Gorontalo dan Sulawesi Utara, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat dan sebagian besar Papua Selatan.


"Sebagian besar wilayah Indonesia sebanyak 317 ZOM (45,61 persen) akan mengalami puncak musim kemarau pada Agustus 2024 yaitu meliputi sebagian Sumatra Selatan, Jawa Timur, sebagian besar Pulau Kalimantan, Bali, NTB, NTT, sebagian besar Pulau Sulawesi, Maluku dan sebagian besar Pulau Papua," terangnya.


Namun demikian, lanjutnya, terdapat beberapa wilayah yang mengalami puncak musim kemarau pada bulan Juli 2024 sebanyak 217 ZOM (31,22 persen) dan September 2024 sebanyak 68 ZOM (9,78 persen).