Nasional

Muslimat NU Ajak Gencarkan Gerakan Berbagi untuk Warga Miskin Terdampak Covid-19

Sen, 6 April 2020 | 14:30 WIB

Muslimat NU Ajak Gencarkan Gerakan Berbagi untuk Warga Miskin Terdampak Covid-19

Muslimat telah melakukan gerakan berbagi dengan memberikan masker dan sembako

Jakarta, NU Online
Gerakan berbagi untuk membantu warga miskin terdampak virus corona atau Covid-19 terus bermunculan. Gerakan itu dilakukan mulai dari lembaga filantropi, komunitas, organisasi sosial keagamaan, bahkan warga sendiri pun tidak mau ketinggalan.

Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama pun baru-baru ini membagikan 200 paket sembako dan 600 masker kepada kelompok rentan di wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Timur, dan Jakarta Utara.

Namun, mengingat perkembangan Covid-19 ini belum ada tanda-tanda usai, sementara persoalan kebutuhan harian dasar tak dapat ditunda, maka Muslimat NU mengajak gerakan berbagi harus terus digencarkan semua pihak.

"Kita yang makan sehari-harinya berkecukupan, kita bisa berbagi kepada orang-orang menengah ke bawah yang terdampak," kata Sekretaris Bidang Pendidikan dan Pelatihan PP Muslimat NU Zahrotin Nihayah NU Online, Senin (6/3) melalui sambungan telepon.

Menurut Nihayah, orang yang berkecukupan secara ekonominya bisa berbagi dengan cara menanggung kebutuhan sehari-sehari satu atau dua keluarga. 

"Kalau kita bergerak bareng-bareng kayak gitu tidak akan ada yang kelaparan. Paling nggak (kita memberikan) beras untuk kebutuhan sehari-hari bagi orang-orang yang terdampak langsung dari Covid-19," ucap Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.

Ia menyatakan bahwa untuk menanggulangi kebutuhan hidup sehari-hari warga miskin yang terdampak tidak hanya mengandalkan dari pemerintah, tetapi semua pihak yang mampu.
 
"Ini kewajiban negara, pemerintah dan juga kita semua sebagai tetangga yang berkecukupan," jelasnya.

Sebelumnya, hal senada juga disampaikan Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Alissa Wahid.
 
"Banyak orang yang sebelumnya tidak dalam kategori yang penghasilannya di bawah 2 Dollar per hari, di bawah standar minimal itu, di bawah standar kemiskinan itu, mereka selama ini bisa hidup cukup baik walaupun tidak berlebihan dengan upah harian. Nah, sekarang ketika mereka tidak memiliki upah harian juga tidak masuk dalam kategori yang penerima manfaat keluarga harapan, maka orang-orang ini juga membutuhkan bantuan," kata Alissa.

Alissa meminta siapa pun yang memiliki kelebihan harta agar dalam membantu warga miskin yang terdampak Covid-19 tidak hanya sekali, tetapi berkelanjutan. Hal itu dikarenakan masa darurat penanganan Covid-19 diperpanjang sampai 29 Mei 2020. 

"Jadi kalau bisa sih yang pada hidupnya berlebih atau cukup, itu bukan hanya menyumbang saat ini aja, tapi juga nanti nyumbang di pertengahan April, di akhir April, terus juga di pertengahan Mei kan karena masa-masa itu masa-masa cukup sulit juga. Jadi jangan merasa bahwa oh saya kemarin sudah nyumbang 100 ribu (Rupiah) terus udah," ucapnya.

Pewarta: Husni Sahal
Editor: Abdullah Alawi