Bogor, NU Online
Masih tingginya angka stunting (kurang gizi kronis) di Indonesia menjadi perhatian serius pemerintah dan semua elemen masyarakat, termasuk Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama (PP Muslimat NU).
Berdasarkan Prevalensi Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) angkat stunting di Indonesia pada 2013 sebesar 37,2 persen dan turun sekitar 6,4 persen Pada 2018 menjadi 30, 8 persen.
"Muslimat NU mempunyai peran dan tanggung jawab menanggulangi stunting," kata Sekretaris Umum Hj Ulfah Masfuhah saat membuka acara Lokakarya bertajuk Cegah Stunting Lintas Kader dan Perempuan di Bogor, Jawa Barat, Senin (10/12).
Menurut Ulfah, program penanggulangan stunting ini sesuai dengan visi Muslimat NU, yakni Terwujudnya masyarakat sejahtera yang dijiwai ajaran Islam Ahlusunnah wal Jamaah dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berkemakmuran dan berkeadilan yang diridhai Allah Swt.
"Program seperti lokakarya cegah stunting di sini sangat pas karena sesuai visi Muslimat NU," ucapnya.
Ia berharap, seusai mengikuti lokakarya, para peserta dapat berbagi ilmunya kepada lingkungan tempat tinggalnya, khususnya kepada para perempuan.
"Ibu-ibu nanti kalau pulang diharapkan membagi ilmunya kepada lingkungan masyarakatnya," harapnya.
Lokakarya ini diselenggarakan atas kerja sama PP Muslimat NU dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Kegiatan ini direncanakan berlangsung selama tiga hari, Senin-Rabu, 10-12 Desember 2018. (Husni Sahal/Kendi Setiawan)