Nasional

Muslimat NU dan Pemerintah Dorong Partisipasi Aktif Masyarakat Tanggulangi Stunting

NU Online  ·  Rabu, 21 November 2018 | 12:15 WIB

Jakarta, NU Online
Direktorat Pelayanan Sosial Dasar (PSD) Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PPMD) Kemendesa PDTT Dafrizal Dafantino mengatakan bahwa stunting merupakan masalah nasional yang perlu ditanggulangi melalui kerja bersama lintas sektor. 

Dafrizal menyampaikan persoalan itu pada acara Lokakarya Pencegahan Stunting atas Kader dan Perempuan yang diselenggarakan atas kerja sama antara Pimpinan Pusat Muslimat NU dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) di dunia Favehotel PGC Cililitan, Jakarta Timur, Rabu (21/11).

Menurut Dafrizal, dalam upaya pengurangan angka stunting, pemerintah menjadikan persoalan tersebut sebagai target dan prioritas nasional dengan melakukan sinergi antar kementerian dan lembaga dan antar tingkat pemerintahan agar program proyek masuk desa menjadi tepat, serta perencanaan anggaran desa menjadi efektif dan turut berkontribusi dalam pencegahan dan penurunan angka stunting.

Pemerintah sendiri menargetkan menurunkan angka stunting sebesar 29 persen pada 2018 dan sebanyak 28 persen pada 2019 mendatang.

"Dalam upaya menurunkan angka stunting diperlukan dukungan kebijakan dan fasilitasi perencanaan program kegiatan dan anggaran untuk percepatan konvergensi pencegahan stunting dari pemerintah pusat dan daerah, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota," kata Dafrizal.

Ia menjelaskan, pada 2018, Pemerintah menetapkan 100 kabupaten atau kota yang menjadi daerah prioritas untuk menanggulangi stunting. Sementara untuk 2019, jangkauan pemerintah lebih luas dengan memprioritaskan 160 kabupaten atau kota.

Selain dari pemerintah, Dafrizal juga menyebut peran penting masyarakat dalam pencegahan penanggulangan stunting di desa.

"Untuk pencegahan stunting juga perlu didukung dengan partisipasi masyarakat desa sebagai semangat Undang-undang Desa dalam mewujudkan kedaulatan desa yang ditopang oleh kemandirian dan kekuatan prakarsa dan partisipasi masyarakat desa," ucapnya.

Ia berharap, para peserta lokakarya ini mampu menganalisis berbagai penyebab stunting sehingga dapat menemukan akar persoalannya. Selain itu, kegiatan ini juga dapat memperkuat kader posyandu, ustadzah, Muslimat NU dan guru PAUD dalam menanggulangi stunting. (Husni Sahal/Fathoni)