Nasional

Nabi-nabi Terdahulu Tahu Nabi Muhammad dan Al-Qur’an

Jum, 1 Juni 2018 | 16:40 WIB

Jakarta, NU Online 
Al-Qur’an pertama kali turun di kota suci Makkah yaitu ayat 1-5 surah Al-'Alaq di puncak Jabal Nur, di keheningan malam, kepada seorang yang telah dipersiapkan oleh Allah jauh sebelum dia di lahirkan.

“Dialah Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam,” kata pakar Al-Qur’an KH Ahsin Sakho Muhammad yang juga Rais Aam Majelis Ilmy Pimpinan Pusat Jam’iyyatul Qurrra wal-Huffazh Nahdlatul Ulama ini. 

Menurut Rektor Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) periode 2005-2009, nabi-nabi terdahulu telah diberi tahu oleh Allah bahwa akan hadir seorang nabi, sebagai nabi pamungkas di akhir zaman. 

Nabi Musa, lanjutnya, mengtahui bahwa kitab suci (Al-Qur’an) ada di dalam dada mereka. Mereka mampu menghafal Al-Qur’an di luar kepala. Kaum Yahudi juga sangat tahu tentang ciri-ciri kenabian penutup akhir zaman tersebut dari fisiknya dan sifat-sifatnya. 

Sebelum ayat pertama turun, sekitar 6 bulan tanda-tanda kenabian itu telah ada yaitu berupa irhashat, yaitu kejadian yang tak biasa yang ada pada diri nabi. 

“Nabi sering bermimpi melihat satu dalam keadaan yang terang benderang. Lalu mimpi itu menjadi kenyataan. Nabi sama sekali tidak mengerti tentang apa itu keimanan dan apa iku kitab suci dan apa itu kenabian. Semua itu terjadi begitu saja pada diri nabi,” katanya. 

Kata dia, pemilihan seseorang menjadi nabi adalah wewenang Allah. Dari bangsa mana dan dari suku apa, dari keluarga mana dia berasal adalah hak prerogatif Allah. Begitu juga dengan hal yang berkaitan dengan seluk beluk kitab suci, seperti bahasa dan isi kandungannya, berapa ayat dan surah adalah wewenang Allah. 

“Pokoknya semua hal yang berkaitan dengan agama adalah wewenang Allah. Kita yakin bahwa apa yang menjadi pilihan Allah dalam segala hal adalah yang terbaik. Kita hanya mengatakan Allahu Rabbi. Allahu hasbi, innahu ni'mal maula wa ni'man nashir,” pungkasnya. (Abdullah Alawi)