'Ngaji Plastik Nusantara', Metode Alternatif Kendalikan Sampah Plastik
NU Online · Kamis, 25 Oktober 2018 | 09:30 WIB
Direktur Bank Sampah Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim PBNU Fitria Aryani mengatakan, program 'Ngaji Plastik Nusantara' merupakan metode alternatif dalam melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait persoalan sampah plastik.
“Ngaji plastik ini satu metode alternatif dari sosialisasi bagaimana caranya kita mengendalikan plastik,” kata Fitri pada acara Peluncuran dan Sosialisasi Program ‘Ngaji Plastik Nusantara’ yang diselenggarakan atas kerja sama LPBI PBNU dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di Gedung PBNU Jakarta Pusat, Kamis (25/10).
Menurutnya, berbagai metode alternatif untuk mengendalikan sampah plastik sangat dibutuhkan. Sebab, saat ini Indonesia menjadi negara penyumbang sampah plastik terbesar di laut kedua di dunia setelah Cina.
PBNU sendiri, katanya, mengaku prihatin terhadap merebaknya sampah plastik, sehingga pihaknya perlu berkontribusi dalam upaya mengurangi sampah plastik.
"PBNU juga prihatin dengan kondisi yang semacam ini. Jadi ini kontribusi terhadap negara bahwa komunitas NU, masyarakat NU juga bisa berpartisipasi untuk mengurangi sampah plastik," ucapnya.
Fitri berharap, melalui media ngaji plastik ini, berbagai komunitas di NU, baik di lembaga maupun badan otonom NU, tempat pengajian, madrasah dan pesantren bisa ikut berkontribusi dalam mengurangi timbunan plastik.
Menurutnya, kegiatan ini juga akan diikuti dengan beberapa kegiatan ngaji plastik di 10 titik di Jabodetabek seperti di pesantren, komunitas pengajian baik Muslimat, Fatayat maupun IPPNU, dan kampus-kampus.
Sementara Direktorat Pengelolaan Sampah KLHK Ujang Solihin Sidiq mengimbau seluruh lapisan masyarakat dan pelaku usaha, terutama dunia usaha yang banyak menghasilkan produk dengan kemasan plastiknya, agar mulai ikut bertanggung jawab terhadap dampak negatifnya.
“Jadi elemen masyarakat itu masyarakat itu sendiri, komunitas, lembaga masyarakat seperti NU, dan pelaku usahanya juga. Semua harus menyadari bahwa sampah plastik adalah urusan bersama, bukan hanya urusan pemerintah,” katanya.
Beberapa dampak negatif yang ditimbulkan dari sampah plastik telah terasa, seperti mencemari laut, membuat saluran sungai tersendat sehingga menimbulkan banjir. dan yang lebih memprihatinkan sampah plastik telah mencemari biota laut.
“Mari kita tangani dan tanggulangi dampak negatif tadi. Kalau kita tidak bergerak hari ini, kita akan mewariskan masalah kepada generasi kita, anak-anak kita, cucu-cucu kita. Ini hal yang harus kita cegah,” jelasnya. (Husni Sahal/Muhammad Faizin)
Terpopuler
1
Innalillahi, Nyai Nafisah Ali Maksum, Pengasuh Pesantren Krapyak Meninggal Dunia
2
Sosok Nabi Daniel, Utusan Allah yang Dimakamkan di Era Umar Bin Khattab
3
Cerita Pasangan Gen Z Mantap Akhiri Lajang melalui Program Nikah Massal
4
Asap sebagai Tanda Kiamat dalam Hadits: Apakah Maksudnya Nuklir?
5
3 Pesan Penting bagi Pengamal Ratib Al-Haddad
6
Mimpi Lamaran, Menikah, dan Bercerai: Apa Artinya?
Terkini
Lihat Semua