Nasional

Ngaji Ramadhan, Gus Ulil Tekankan Pentingnya Hidup Berkomunitas untuk Jaga Tradisi dan Agama

Rab, 13 Maret 2024 | 09:05 WIB

Ngaji Ramadhan, Gus Ulil Tekankan Pentingnya Hidup Berkomunitas untuk Jaga Tradisi dan Agama

KH Ulil Abshar Abdalla (Gus Ulil) mengisi ngaji pasanan Ramadhan kitab Ihya Ulum Al-Din ngaji, Selasa (12/3/2024) malam (Foto: Tangkapan Layar Kanal Youtube Ghazalia College).

Jakarta, NU Online
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Ulil Abshar Abdalla menyoroti pentingnya hidup berkomunitas dalam menjaga tradisi dan agama. Menurutnya, jika hidup secara individualistik saja dapat mengakibatkan terkikisnya nilai-nilai agama dan budaya secara perlahan.


"Inilah problem orang-orang yang tidak punya komunitas. Makanya orang ke mana pun mencari komunitas karena kalau tidak mencari komunitas, dia tidak bisa mempertahankan agama, tradisi, kebudayaan, adat, kebiasaan apa pun," ujar Gus Ulil dalam pengajian pasanan Ramadhan, Selasa (12/3/2024) malam.


Dia menegaskan bahwa kebutuhan akan komunitas tidak hanya terjadi dalam agama Islam, tetapi juga dalam semua agama lainnya. Misalnya, orang-orang Islam yang migrasi ke dunia Barat berusaha menciptakan komunitas.


"Dan ini terjadi pada semua agama. Orang Hindu, Yahudi, Kristen semua orang dari agama mana pun mereka butuh komunitas untuk menjaga agamanya ini," ungkap Gus Ulil.


Oleh karena itu, lanjutnya, prinsip Ahlussunah wal Jamaah terutama penekanan pada jamaah itu sebetulnya ada pada semua agama karena secara sosiologis orang tidak bisa mempertahankan tradisi kalau tidak didukung oleh komunitas.


"Ahlussunnah wal Jamaah; ahlu sunnah yang berarti pengikut Nabi sementara wal jamaah yakni pengikut kumpulan orang-orang Islam yang artinya adalah komunitas Muslim ini," imbuhnya.


Keuntungan orang berkomunitas
Gus Ulil mengkritisi tren hidup modern di mana manusia cenderung terisolasi dalam kehidupan individualistik, yang dapat mengancam keberlangsungan tradisi dan rasa memiliki dalam masyarakat.


"Pola seperti ini, hidup dalam gaya modern ini pelan-pelan akan menghancurkan agama, tradisi, rasa komunitas sebab hidup dalam masyarakat mengharuskan atau mensyaratkan ada harga yang harus dibayar," kata Pengasuh Ghazalia College itu.


Gus Ulil mengungkapkan bahwa orang yang hidup berkomunitas akan mendapatkan berbagai keuntungan atau manfaat dalam hidupnya. Misalnya, hidup dalam masyarakat memungkinkan untuk mendapatkan bantuan dan perhatian serta dukungan.


"Ketika tetangga mengadakan perhelatan yang mengganggu ketenangan, itulah bagian dari hidup dalam masyarakat. Terkadang, kita harus merasakan ketidaknyamanan, namun inilah bagian dari hidup dalam sebuah komunitas. Itu adalah salah satu harga yang harus dibayar," jelasnya.


Manusia, lanjutnya, tidak akan dapat membangun tradisi, budaya, termasuk agama jika hidupnya hanya sendirian. Karena itulah konsep Ahlussunah wal jamaah Diperlukan sebagaimana pesan Nabi  Muhammad saw: ‘Alaykum bissawadil a'dham. Artinya hendaknya kita bersama-sama dengan orang banyak.


"Karena kalau sampean (kamu) bersama orang banyak akan mendapat support (dukungan) untuk menjalankan kebaikan dan manfaatnya besar sekali," jelasnya.


Pesan ini yang disampaikan Uwais Al Qarni kepada Harim bin Hayyan agar ia berhati-hati jangan sampai meninggalkan jamaah artinya kumpulan orang-orang Islam.


"Karena kalau meninggalkan jamaah pelan-pelan kamu tidak tahu kamu sudah kehilangan agama. Maka kehadiran komunitas itu penting sekali," Gus Ulil menerangkan isi pengajian yang mengisahkan seorang Tabiin zaman Nabi Muhammad saw.


Jadwal ngaji
Dalam kegiatan ngajinya, Gus Ulil menjelaskan bahwa komunitas Ghazalia College secara konsisten mengadakan ngaji online setiap malam selepas Shalat Tarawih dengan mengkaji kitab Ihya' Ulumiddin dan Al-Iqtishad fi al-I'tiqad karya Imam Al-Ghazali. Pengajian tersebut dapat diakses melalui kanal YouTube Ghazalia College dan akun Facebook Ulil Abshar Abdalla


Gus Ulil berharap kegiatan ngaji ini dapat terus berlanjut dan memberi manfaat dalam meningkatkan pemahaman agama serta memperkuat komunitas.


"Ngaji Ihya diadakan sebulan penuh selang seling. Dua kitab ini melanjutkan bulan sebelumnya. Alhamdulillah ngaji Ihya secara konsisten selama 7 tahun dan semoga bisa berlangsung terus tahun berikutnya hingga khatam," tandasnya.