Nasional

Pakar Sarankan Humor Keagamaan Sebaiknya Jadi Fokus Penceramah, Bukan Komika

Kam, 14 Desember 2023 | 09:00 WIB

Pakar Sarankan Humor Keagamaan Sebaiknya Jadi Fokus Penceramah, Bukan Komika

Ilustrasi humor. (NU Online)

Jakarta, NU Online

Pakar Linguistik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Makyun Subuki menyarankan agar materi humor yang berkaitan dengan keagamaan sebaiknya menjadi fokus bagi penceramah, bukan stand up comedian atau komika. 


Hal itu diungkapkan Makyun sebagai respons atas viralnya komika bernama Aulia Rahman yang telah ditetapkan tersangka penistaan agama, karena di dalam materi humornya dinilai menghina Nabi Muhammad. 


Jika seorang penceramah berniat menggunakan aspek keagamaan sebagai bahan humor, lanjut Makyun, maka mereka akan terlebih dahulu membangun konteks pembicaraan yang kuat agar pesan humor tidak disalahartikan oleh jamaah.


"Bagaimana pun juga, dalam ceramah keagamaan, kalau si penceramah ingin menjadikan bagian tertentu dari keberagamaan kita untuk dijadikan materi humor, mereka akan mengembangkan konteks pembicaraan yang cukup sebagai dasar pengetahuan agar jamaah nggak salah paham dengan humor tersebut," terangnya kepada NU Online, Selasa (12/12/2023) malam.


Makyun mengatakan bahwa strategi yang paling mudah agar tidak terkena risiko karena dianggap melanggar nilai agama adalah dengan cara menghindari pembahasan tentang agama, terutama dalam stand up comedy yang fokusnya lebih kepada hiburan.


"Kalau soal bagaimana strategi humor agar tidak melanggar nilai agama, jawaban paling gampang itu jangan bahas agama dalam humor, apalagi stand up comedy yang fokusnya hiburan," jelasnya.


Selain itu, dalam berbagai aspek kehidupan, Makyun menyarankan siapa pun agar tidak membicarakan sesuatu yang tak sepenuhnya dipahami. Strategi ini ditekankan sebagai upaya untuk menghindari kesalahpahaman atau pelanggaran terhadap nilai-nilai agama dalam konteks humor.


"Strategi lainnya, sebagaimana berlaku dalam segala hal di kehidupan kita, jangan pernah berbicara sesuatu yang kita nggak sepenuhnya paham," ungkapnya.


Lebih lanjut, Makyun menjelaskan bahwa kelemahan yang sering muncul dalam jenis humor stand up comedy yang membahas agama terletak pada perpindahan topik pembicaraan yang sangat cepat, sehingga sering kali konteks pembicaraan diabaikan demi menciptakan tawa.


Menurut Makyun, kebanyakan komika lebih memprioritaskan tawa daripada membangun gagasan utuh terhadap suatu hal. Karena itu, stand up comedy sebetulnya tidak cocok untuk humor yang bersifat berat, karena akan membuang banyak waktu untuk membangun kesamaan persepsi sehingga humor dapat dipahami secara menyeluruh.


"Jadi, kebanyakan komika lebih mementingkan tertawa daripada membangun gagasan utuh terhadap suatu hal. Karena alasan itu, stand up comedy sebetulnya nggak cocok buat humor yang berat-berat, karena bakalan membuang banyak waktu untuk membangun common ground agar humor dapat dipahami utuh," pungkasnya.