Nasional

PBNU: Ketahanan Pangan Terkait Erat dengan Ibadah

NU Online  ·  Rabu, 3 Oktober 2018 | 11:15 WIB

PBNU: Ketahanan Pangan Terkait Erat dengan Ibadah

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj

Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menyebut bahwa ketahanan pangan mempunyai keterkaitan yang erat dengan ibadah seseorang.

Hal itu dikatakan Kiai Said dihadapan Direktur Utama Badan Urusan Logistik (Bulog) Komisaris Jenderal Budi Waseso di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (3/10), merespons pemerintah yang masih impor pangan.

"Ibadah mempunyai keterkaitan sangat erat dengan ketahanan pangan," kata Kiai Said.

Kiai alumnus Universitas Ummul Qurra Mekkah, Arab Saudi itu, menyebut bahwa keterkaitan antara ketahanan pangan dan ibadah tertera dalam Al-Qur'an Surat Quraisy ayat 3-4.

Menurut Kiai kelahiran Kempek Cirebon, Jawa Barat itu, Suku Quraisy merupakan suku yang mapan dan tidak pernah kelaparan disebabkan masyarakatnya rajin ibadah.

"Dan Nabi Muhammad sebagai nabi yang paling sempurna, nabi terakhir itu dari Suku Quraisy, suku yang tidak pernah kelaparan, kenapa? Karena Suku Quraisy suku yang beribadah dan karena beribadah, maka tidak pernah kekurangan pangan kaitannya sangat erat sekali atau dibalik juga boleh, karena ketahanan pangannya sangat cukup, maka ibadahnya jadi rajin," jelasnya.

Selain itu, dampak dari ketahanan pangan yang cukup, lanjutnya, Suku Quraisy menjadi suku yang stabil dan aman. "Mudah-mudahan ke depan kita tidak impor lagi," harapnya. 

Sementara Dirut Bulog Komjen Budi Waseso menyayangkan keadaan Indonesia yang terlena dengan impor. Menurutnya, kondisi ini akan membahayakan ketahanan pangan dalam negeri.

"Kalau kita ketergantungan dengan impor, maka kita bisa bayangkan dikala kita ini diembargo pangan," ucapnya. (Husni Sahal/Abdullah Alawi)