Nasional

PBNU-Sampoerna Kerja Sama Peningkatan Mutu Guru Pesantren

NU Online  ·  Selasa, 15 Maret 2016 | 09:45 WIB

PBNU-Sampoerna Kerja Sama Peningkatan Mutu Guru Pesantren

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj (kiri) dan Direktur Senior Putera Sampoerna Foundation Elan Merdy (kanan) saat membubuhkan tanda tangan

Jakarta, NU Online
Putera Sampoerna Foundation dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menandatangani nota kesepahaman tentang peningkatan kualitas guru pesantren di Lantai 5 Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Selasa (15/3).

Direktur Senior Putera Sampoerna Foundation Elan Merdy mengaku sangat senang bisa bekerja sama dengan Nahdlatul Ulama. Menurutnya, NU memiliki jutaan santri dan ratusan ribu guru yang harus terus didorong dan dikembangkan pendidikannya.

“Jalan satu-satunya terbaik untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas adalah dengan menciptakan guru-guru di pesantren dan madrasah binaan NU,” ujar Merdy.

Ia menilai bahwa penandatangan nota kesepahaman tersebut merupakan upaya yang konkret dalam peningkatan pendidikan Indonesia. “Kita sebagai umat Muslim dapat memberikan kontribusi yang baik bagi Republik Indonesia,” katanya.

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menyambut baik kerja sama tersebut. “Terima kasih kepada Putera Sampoerna Foundation yang perhatian kepada pesantren,” kata kiai yang akrab Kang Said ini.

Lebih lanjut, Kang Said menuturkan bahwa jumlah pesantren NU ada 23.364 pesantren. Ia menjamin kalau pesantren-pesantren tersebut tidak akan melakukan tindakan-tindakan kekerasan dan radikal.

“Saya jamin tidak satupun (pesantren NU) terlibat pengeboman atau teroris. Ada ISIS atau tidak, ada teroris atau tidak. Santri NU tidak akan tertarik dengan tindak kekerasan,” papar Kang Said.

Dengan demikian, Kang Said menilai sangat tepat apa yang dilakukan oleh Putera Sampoerna Foundation, karena selain jumlah pesantren yang puluhan ribu, juga santri-santri NU yang tidak menggunakan tindak radikal dalam berdakwah.

Ketua Pengurus Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyyah NU (RMINU) atau asosiasi pesantren NU, Abdul Ghoffar Rozin menjelaskan bahwa program ini merupakan program jangka menengah dan berlangsung selama enam bulan. “Untuk tahap awal ini berlangsung di 3 provinsi dan masing-masing provinsi melibatkan 4 sampai 5 pesantren,” terang Gus Rozin, demikian ia biasa disapa.

Program ini, sambung Gus Rozin, untuk meningkatkan kualitas guru-guru di pesantren dengan pelatihan metode-metode mengajar. “Termasuk juga monitoring dan evaluasi. Sampai tahap akhir bulan keenam (kita harapkan) guru-guru pesantren mampu mempraktikkan apa yang didapat tersebut,” pungkasnya. (Ahmad Muchlishon/Mahbib)