Nasional

PBNU: Stunting Masalah Semua Agama

Rab, 30 Mei 2018 | 09:15 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Robikin Emhas mengatakan, semua agama memiliki tanggungjawab untuk memberantas persoalan stunting. Bahkan, mereka yang tidak bertuhan pun mempunyai tugas untuk mengikis stunting. 

“Stunting sudah menjadi urusan agama, bahkan semua agama. Di dalam stunting ada isu pendidikan, kebodohan, kemiskinan, ketertindasan. Isu-isu itu adalah topik semua agama,” kata Robikin saat membuka Workshop Lintas Agama Cegah Stunting yang diselenggarakan PP Fatayat NU di Jakarta, Rabu (30/5).

Selain itu, Robikin juga menegaskan kalau semua elemen bangsa –dari ras dan suku apa saja- harus terlibat dalam mengatasi persoalan stunting. Baginya, stunting tidak bisa dihandel satu kelompok saja.

“Hal seperti ini tidak mungkin hanya dikerjakan pemerintah, atau hanya kelompok agama tertentu. Ini harus dikerjakan bersama-sama,” jelasnya.

Menurut Robikin, ada dua ‘keuntungan’ jika stunting berhasil dicegah atau diberantas. Pertama, memberantas kemiskinan. Salah satu penyebab stunting adalah kekurangan gizi. Dan kekurangan gizi biasanya berkaitan dengan ekonomi yang lemah. Oleh karena itu, memberantas stunting berbanding lurus dengan bagaimana meningkatkan ekonomi dan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan.

Kedua, membangun peradaban yang hebat. Mereka yang terjangkit stunting biasanya lambat dalam berpikir, lemah daya tubuhnya, dan tidak memiliki kemampuan untuk bersaing dengan yang lainnya.  

“Semakin sehat masyarakat, semakin sejahtera masyarakat, maka ada harapan bahwa peradaban bangsa tersebut ke depan akan baik,” terangnya. 

Stunting adalah keadaan dimana tinggi badan anak lebih pendek dari anak-anak lain se-usianya akibat kurang gizi. Sesuai dengan data yang dirilis Global Nutrition Report tahun 2014, Indonesia masuk dalam daftar 17 negara yang memiliki masalah gizi serius. (Muchlishon)