Nasional

PCINU Jerman Dorong Santri Kenyam Pendidikan di Luar Negeri

Sel, 23 Desember 2014 | 04:30 WIB

Bogor, NU Online
Rais Syuriah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jerman Syafiq Hasyim menerangkan, santri saat ini perlu memikirkan karier masa depan yang akan dijalani usai menimba pendidikan. Ia mengakui bahwa dahulu santri memang tidak mempunyai orientasi karier saat masih belajar di pesantren. Niatnya hanya sampai sebatas tholabul ilmi (mencari ilmu).
<>
"Meskipun hal tersebut benar juga, tetapi karena perubahan dunia dan perkembangan sistem pendidikan yang secara cepat, santri perlu dan penting memikirkan masa depan," katanya saat mengisi acara Workshop Evaluasi Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) Direktorat Pendidikan Diniyyah dan Pondok Pesantren, Kementerian Agama, di Pondok Pesantren Entrepreneurship Pemuda dan Mahasiswa (PP PANDAWA), Bogor, Sabtu (20/12) pagi.

Santri yang pernah mendapatkan beasiswa di Belanda dan Jerman ini memberikan motivasi kepada puluhan mahasiswa PBSB yang kini mengenyam pendidikan sarjana di perguruan tinggi negeri untuk mempersiapkan diri berkompetisi melanjutkan pendidikan magister atau doktor ke Eropa, khususnya Jerman yang mempunyai kualitas pendidikan yang baik.

Ia menjelaskan bahwa Islam di Barat dipandang sebagai ilmu bukan dipandang sebagai keyakinan. Mahasiswa di sana diberikan kail, bukan diberi ikan saja, artinya pendidikan di Barat lebih pada metodologi atau manhaj.

"Tidak heran bila kini perkembangan Islam lebih banyak ditulis dalam bahasa Inggris daripada bahasa Arab," ungkapnya disambut kaget oleh peserta workshop.

Ia memandang bahwa kelemahan santri-santri NU lemah dalam bahasa asing. Untuk itu, ia meminta santri sekaligus sebagai mahasiswa supaya menguasai bahasa asing, khususnya bahasa Inggris.

Di ujung materi, Syafiq berharap kepada para mahasiswa seandainya nanti sudah kuliah di luar negeri agar tidak melupakan ke-NU-annya di mana pun dan kapan pun. (Muhammad Zidni Nafi'/Mahbib)