Nasional

Pelatihan Santripreneur Target Lahirkan Santri Wirausahawan

Sab, 2 Januari 2021 | 15:45 WIB

Pelatihan Santripreneur Target Lahirkan Santri Wirausahawan

Pelatihan bertujuan melahirkan santri yang mampu menjadi pelaku usaha yang kompetitif dan dapat meningkatkan bisnis yang digelutinya.

Jakata, NU Online

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama bidang perekonomian kembali menggelar pelatihan entrepreneur untuk santri bertajuk Santripreneurship 2020. Kegiatan kali ini dilakukan melalui platform digital dengan tujuan untuk meningkatkan kemandirian santri dalam bidang ekonomi dalam menghadapi persaingan global.

 

Ketua panitia kegitan, Ibrahim Kholilurrahman mengatakan, ada dua tujuan besar yang hendak dicapai pelatihan ini. Pertama, dalam jangka pendek, kegiatan ini hendak melahirkan santri yang tidak hanya mampu beradaptasi dengan situasi pandemi, namun juga dapat melihat peluang di masa sulit seperti saat ini. 

 

"Dengan tambahan skill dan pengetahuan, para santi dapat melihat peluang yang bisa dikembangkan di masa pandemi seperti saat ini, seperti sektor makanan, frozen food, dan lain-lain," kata Ibrahim Kholilurrahman PhD, kepada NU Online, Sabtu (2/1). 

 

Adapun tujuan lain yang berjangka panjang, kegiatan ini hendak melahirkan santri yang mampu menjadi pelaku usaha yang kompetitif dan dapat meningkatkan bisnis yang digelutinya. Sehingga, pascapandemi, akan lahir pengusaha santri yang mampu membangun usahanya secara berkelanjutan.

 

"Pascacovid, mereka (para santri) harus menjadi pelaku usaha yang bisa berkompetisi dengan memanfaatkan semua kesempatan di depan, misalnya dengan mendapatkan akses keuangan untuk upaya scale-up usaha yang dilakukan," ujarnya. 

 

Sejauh ini, ia mengidentifikasi sejumlah tantangan yang dihadapi para santri dalam berwirausaha, antara lain adalah mengembangkan ide bisnis, akses pendanaan, hingga mengubah mindset.

 

"Mendapatkan ide sebagai produk yang layak diwirausahakan, tidak mudah terutama bagi bagi beginners. Sementara, bagi pelaku bisnis yang sudah berjalan, biasanya menghadapi tantangan bagaimana mendapatkan akses pendanaan, agar sustain," kata dia.

 

Catatan penting yang disampaikan adalah perlunya mengubah pola pikir atau mindset. Sebagaian santri, menurut dia perlu membiasakan diri dengan mindset bisnis yang ketat, seperti prisnip dasar keuangan. "Prinsip dasar seperti tidak mencampur uang bisnis dan uang yang lain. Mindset ini penting bagi para santri," tambahnya. 


Kegiatan yang diselenggarakan dengan kerja sama Bank BTN ini diikuti total 81 peserta. Para peserta ini datang dari berbagai kota baik dari Jabodetabek, Banten, dan sejumlah kawasan di Jawa Barat. Selama pelatihan, para santri akan diberikan berbagai materi berupa motivasi menjadi entrepreneur, marketing, dan digital marketing, pengelolaan keuangan, hingga product packaging. 

Pewarta: Ahmad Rozali