Nasional

Pemerintah Harus Cegah Spekulan Ayam Pedaging

NU Online  ·  Ahad, 23 Juni 2019 | 00:30 WIB

Magelang, NU Online

Bagusnya harga daging ayam potong di pasar yang tidak berbanding lurus dengan harga jual ayam hidup di tingkat peternak menjadi sorotan Ketua Umum Inkopsim (Induk Koperasi Syirkah Muawanah), HM Al-Khaqqoh Istifa. Menurutnya, saat ini harga jual ayam pedaging di kandang masih Rp. 12.000/kilogram, bahkan tak jarang harganya di bawah itu. Padahal, harga pokok  produksi (HPP) per kilogramnya mencapai Rp. 19.500,-

“Dari situ, ‘kan peternak sudah rugi. Sementara di sisi lain, harga daging ayam potong di pasar, masih cukup stabil sekitar Rp. 30.000 perkilogramnya,” tukasnya saat diskusi dalam acara Bimbingan Teknis Ketahanan Usaha KUMKM di Wilayah Rawan Bencana di Hotel Grand Artos and Convention, Magelang, Jawa Tengah, Jumat (21/6) sebagaimana rilis yang diterima NU Online.

Gus Khaqqoh mengaku tidak habis pikir dengan ‘konsistensi’ anjloknya harga daging ayam di tingkat peternak. Sebab, dari sejumlah  sisi penjualan di tingkat konsumen masih ‘mahal’.  Bahkan interval  harga  antara di pasar dan di kandang, masih cukup tajam.

“Dan kenyatannya, peternak ayam selalu menjerit,” jelasnya.

Ia menengarai ada spekulan yang ingin menangguk untung besar dalam lingkaran bisnis daging ayam potong itu. Mereka membeli dari pihak pertama (peternak) dengan harga murah dan menjualnya ke pasar dengan mematok harga tinggi.

“Di titik inilah (spekulan) rupanya harga daging naik drastis. Kalau bicara keuntungan, merekalah yang paling besar untungnya karena belinya murah, jualnya mahal,” jelasnya.

Gus Khaqqoh berharap agar pemerintah hadir dalam masalah ini. Kementerian terkait harus segera melakukan aksi nyata supaya kerugian peternak bisa dihambat. Sebab peternak termasuk UKM (Usaha Kecil Menengah) yang dilindungi pemerintah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20/2008. (Aryudi AR).

Konten diperbaiki pukul 9.34