Nasional

Pengasuh Pesantren Krapyak Jelaskan Cinta Tanah Air Bagian dari Iman

Sen, 22 Januari 2018 | 02:01 WIB

Yogyakarta, NU Online
Ketika sebagian orang mulai mengharamkan nasionalisme, para kiai NU sejak dulu bahkan mewajibkan seluruh elemen bangsa untuk cinta tanah air. Bahkan saat ini begitu dekat di telinga kita adagium hubbul wathan minal iman, cinta tanah air bagian dari iman.

KH Hilmi Muhammad menyampaikan setidaknya ada dua alasan mengapa cinta tanah air itu dianggap bagian dari iman. Pertama, tanah air sebagai tempat tinggal kaum muslim, di situlah kaum muslim wajib mengembangkan Islam.

“Selama di situ ada kaum muslimin, di situlah kewajiban mengembangkan Islam,” ujarnya saat memberikan ceramah pada acara Shalawat dan Doa untuk Indonesia di Pondok Pesantren Al-Munawwir, Krapyak, Yogyakarta, Ahad (21/1).

Kedua, lahirnya kita di suatu tempat merupakan pilihan Allah untuk mengembangkan wilayah. “Kita dilahirkan di Yogyakarta, dibesarkan di Yogyakarta, adalah kewajiban kita untuk mengembangkan Yogyakarta,” katanya memberikan tamsil.

Pengembangan Islam dan wilayah tempat tinggal tidak mungkin dilakukan tanpa adanya kecintaan terhadap tanah air, tempat di mana kita tinggal. “Kalau kita ini mau membangun, tidak mungkin kalau kita terhadap tidak cinta tanah air,” tutur Kiai Hilmi.
Cinta tanah air menggerakkan untuk berpikir dan peduli terhadap daerahnya. Bekerja sama demi membangun daerah tempat di mana tinggal. Kepedulian itu juga bagian dari ketaatan kaum Muslim kepada Allah dan Rasulullah SAW, lanjutnya.

Menurut salah seorang pengasuh Pesantren Krapyak itu, cinta tanah air tidak hanya berlaku sesaat. Misal, jika ada Timnas sepak bola atau tim bulu tangkis bertanding. Demikian pula tidak semata saat memasuki 17 Agustus. “Cinta tanah air itu berlaku setiap hari,” tegasnya.

Bentuk cinta tanah air setiap individu tentu berbeda. Hal ini sesuai dengan bidang yang digeluti dan tekuni. Polisi, misalnya. Bentuk cinta tanah air adalah menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat atau kamtibmas. Bagi para pegawai, cinta tanah air adalah mengikuti aturan kerja di tempatnya masing-masing.

Bagi santri dan pelajar, cinta tanah air diwujudkan dengan giatnya belajar dan mengaji. “Cinta tanah air ananda semua adalah belajar sungguh-sungguh dengan diniati cinta tanah air. Niati khidmat kepada tanah air, berbakti kepada orang tua, cinta terhadap ilmu, juga kepada Islam,” pesannya.

Kegiatan yang mengangkat tema Menjaga NKRI dengan Nurani dan Toleransi itu diisi shalawat yang dipimpin Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf. Sebelum ditutup dengan menyanyikan lagu Padamu Negeri, kegiatan diisi dengan doa yang dipimpin KH Najib dan KH Haidar Muhaimin. 

Pada kegiatan tersebut, hadir juga jajaran TNI dan Polda Daerah Istimewa Yogyakarta. (Syakirnf/Ibnu Nawawi)