Nasional

Perbedaan Bukan Ancaman

Kam, 28 Maret 2019 | 08:00 WIB

Jakarta, NU Online
Di tahun politik seperti saat ini, perbedaan seolah menjadi ancaman terhadap individu ataupun kelompok tertentu.

"Padahal dulu sudah bersepakat meskipun ada perbedaan, tetapi tetap satu jua," kata Ari Kriting, pelawak tunggal, saat Ngerumpi Kebangsaan di Hour's Caffee and More, Kelapa Gading, Jakarta pada Selasa (27/3).

Perbedaan identitas, baik itu suku, ras, hingga keyakinan diterjemahkan menjadi hoaks, ujaran kebencian. Melihat hal tersebut, Ari berpandangan politik menjadi lebih menyeramkan mengingat membuat orang tidak berani untuk duduk bersama.

"Apapun yang terjadi kita sebagai yang mungkin merasa lebih terbuka pikirannya harus menerima bahwa perbedaan itu memang ada dan harus berani duduk bersama dengan perbedaan itu," katanya.

Mestinya, perbedaan tersebut merupakan hal indah. Karenanya, tidak perlu khawatir akan perbedaan yang ada. Tetapi, Ari mengungkapkan bahwa identitas bangsa Indonesia disempitkan pada penyamaan ras Melayu saja. Menurutnya, tidak sesederhana itu. Identitas ras masyarakat Papua dilupakan begitu saja.

"Identitas kami dilupakan, dikubur, dihilangkan. Kami kan kalau dibicarakan ras Melanesia, tapi tidak memilih ras kami. Hampir tidak pernah membahas Melanesia," terangnya.

Oleh karena itu, menurutnya, perbedaan pilihan politik juga suatu yang niscaya. Bagi Ari, penentuan pilihan politik sama wajibnya dengan menerima pilihan politik orang lain.

"Pilihan politik itu adalah hak saya, menyuarakannya itu hak saya, tapi saya juga punya kewajiban menghargai pilihan politik orang lain," pungkasnya.

Kegiatan yang dipandu oleh Ngatawi al-Zastrouw ini juga dihadiri oleh berbagai kalangan, mulai musisi, pengusaha, hingga akademisi. (Syakir NF/Muhammad Faizin)