Nasional HARI GURU SEDUNIA

Pergunu: Kesejahteraan Guru Masih Memprihatinkan

Jum, 5 Oktober 2012 | 14:02 WIB

Jakarta, NU Online
Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) menilai, pemerintah belum berhasil menciptakan kesejahteraan bagi para guru. Implementasi kebijakan yang kurang baik telah melahirkan kondisi tidak merata, khususnya antara sekolah negeri dan sekolah swasta.
<>
Ketua Pimpinan Pusat Pergunu H Rudolf Chrysoekamto menyatakan, 70 persen guru di Indonesia adalah warga NU. Sementara yang belum sejahtera sekitar 80 persen. “Jadi bisa dibayangkan betapa guru di Indonesia ini belum sejahtera,” katanya.

Menurutnya, mayoritas dari jumlah tersebut tersebar di madrasah-madrasah NU pedesaan. Karena secara formal bukan guru PNS atau guru bersertifikasi, mereka harus mengajar dalam kondisi ekonomi yang pas-pasan.

Ditambahkan, hal ini dinilai potensial mempengaruhi kualitas pengajaran para guru di sekolah. Padahal, pahalawan tanpa tanda jasa ini mempunyai peran vital dalam seluruh proses pendidikan. “Sekolah yang paling utama adalah gurunya, kalau nggak ada gurunya ngggak bisa,” ujar Rudolf.

Pemerintah didorong untuk mengimplementasikan kebijakan bantuan secara optimal kepada lembaga swasta. Hasil uji materi LP Ma'arif NU tahun lalu terhadap UU Sisdiknas No.20/2003 Pasal 55 ayat (4) harus dilaksanakan secara konsekuen. Pasca putusan MK, ayat itu berbunyi, lembaga pendidikan berbasis masyarakat dapat memperoleh bantuan teknis, subsidi dana, dan sumberdaya lain secara adil dan merata dari pemerintah dan atau pemerintah daerah

Terkait dengan peningkatan kualitas, Pergunu Juli lalu telah menyebar beasiswa pendidikan S1 bagi 1000 para guru dan ustaz dan beasiswa pendidikan S2 bagi 200 kepala sekolah. Pergunu berharap, melalui program ini mutu guru NU akan meningkat dan berdampak baik terhadap sekolah dan diri guru sendiri, termasuk kesejahteraannya.


Redaktur: Mukafi Niam
Penulis   : Mahbib Khoiron