Nasional

Pertanian Bisa Dikembangkan dengan Teknik Modern

NU Online  ·  Selasa, 8 November 2016 | 07:01 WIB

Tangerang, NU Online
“Coba, mesin ini fungsinya buat apa?” tanya Tri Saksono, Humas Balai Besar Pengembangan Mekanisme Pertanian (BBP MEKTAN), Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian. 

“Pengupas dan pemipil jagung,” jawab anak-anak muda berjaket hijau tua yang melingkari di sekeliling Tri.

Tri segera tersenyum, lalu bertanya lagi, “Kalau buat pengupas dan pemipil jagung, dari mana memasukan jagungnya?”

Kali ini anak-anak muda itu merespons dengan beberapa jawaban. Tri pun mengangguk-angguk sambil terus tersenyum. Walaupun jawaban mereka belum kompak—dan sebagian tidak tepat—hal itu menunjukkan keantusiasan anak-anak  muda berjaket hijau tua itu.

Tri lalu menjelaskan bagaimana alat pengupas dan pemipil jagung itu difungsikan. Bukan hanya jagung yang sudah dikupas yang dapat dipipil dengan mesin itu, namun jagung yang masih berkulit juga bisa dikupas.

“Yang penting kulit jagung sudah kering. Dan potong bagian pangkal jagung,” tambah Tri.

Anak-anak muda berjaket hijau tua itu semakin perhatian mendengar penjelasan Tri. Mereka mengikuti Tri melihat-lihat yang memasuki ruangan berisi prototipe mesin-mesin pertanian, menjawab dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan.

Suasana itu berlangsung saat para mahasiwa Program Studi Teknologi Agroindustri Universitas Nahldatul Ulama Indonesia (Unusia) Jakarta Pusat, melakukan kunjungan sehari ke BBP MEKTAN pada Senin 7 November kemarin.

Di BBP MEKTAN yang berlokasi di Serpong, Tangerang Selatan, Banten, para mahasiwa itu diajak melihat-lihat prototipe mesin-mesin pertanian, mengunjungi laboratorium pembuatan prototipe mesin-mesin pertanian, dan berdiskusi seputar mesin-mesin pertanian dari proses pembuatan, fungsi, dan pemanfaatannya.

Kepala Program Studi Teknologi Agroindustri Unusia Widodo Trihartono menyampaikan kunjungan ke BBP MEKTAN bertujuan untuk memperluas wawasan mahasiswa tidak hanya melalui teori dari para dosen di kelas. Kunjungan juga bertujuan untuk memberikan gambaran kepada mahasiswa bagaimana praktik di lapangan terkait dengan perkuliahan Prodi Teknologi Agroindustri.

“Mahasiswa perlu diberikan wawasan bagaimana mekanisasi pertanian dapat mempermudah kerja dan meningkatkan produktivitas pertanian,” ujar Widodo.

Ada sejumlah prototipe mesin pertanian yang dibuat BBP MEKTAN. Prototipe mesin itu dibuat setelah dilakukan rekayasa (engineering). 

Kepala Bidang Sarana dan Kerjasama Hasil Perekayasaan dan Pengujian BBP MEKTAN, Agung Prabowo mengatakan adalah tidak bisa dipungkiri bahwa mesin pertanian berguna untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pertanian. Mesin-mesin pertanian yang prototipe-nya dikembangkan BBP MEKTAN, menyesuaikan dengan kebutuhan bahan pangan yang diprioritaskan pemerintah.

“Saat ini ada kebutuhan pangan yang menjadi prioritas, yaitu padi, jagung, kedelai, gula tebu, bawang merah, cabe, dan daging sapi. Jadi pembuatan prototipe mesin pertanian juga mengacu pada kebutuhan itu,” terang Agung.

Adi Supriatna, salah satu mahasiswa peserta kunjungan, merasa bersyukur dapat mengikuti kunjungan ke BBP MEKTAN. 

“Kunjungan ini menambah daya tarik saya kepada dunia Agroindustri. Mahasiswa Agroindustri sudah sepantasnya menerapkan pertanian modern,” kata Adi seraya menambahkan harapannya untuk bisa menjadi entrepreneur di bidang Agroindustri. (Kendi Setiawan/Fathoni)