Peserta Tadribud Duat PBNU diterima Duta Besar RI untuk Mesir

Jakarta, NU Online
Sebagai penghormatan terhadap peserta Pendidikan dan Pelatihan (Tadribut Du'at) dari PBNU di Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir, Duta Besar Indonesia untuk Mesir Helmy Fauzi menerimanya di Kantor KBRI, Selasa (15/5). 12 peserta yang dipimpin oleh Wakil Ketua Lembaga Dakwah PBNU KH Muhammad Nur Hayid (Gus Hayid) ini didampingi pula oleh pengurus PCINU Mesir.

Gus Hayid menjelaskan pertemuan ini merupakan hasil komunikasi antara PBNU dan KBRI sejak sebelum berangkat menuju Mesir. Sebab kunjungan Grand Syekh ke PBNU beberapa waktu lalu juga didampingi oleh dubes Helmy Fauzi sebagai dubes RI di Kairo Mesir.

"Pertemuan kami ini adalah tindak lanjut dari kepedulian KBRI atas nama negara yang men-support kerjasama antara dua institusi besar di timur dan di barat yaitu PBNU di Indonesia dan kampus tertua dan terbaik untuk kajian keislaman di wilayah Arab dan dunia yaitu Al Azhar, Mesir," ungkap Pengurus Komisi Dakwah MUI Pusat ini kepada NU Online.

Kerjasama ini juga lanjutnya merupakan wujud dari komitmen bersama-sama menjaga Islam Rahmatan lil Alamin atau Islam Wasathiyah yang belakangan ini mulai terganggu dengan pemahaman-pemahaman Islam fundamentalis dan ekstrimis yang cenderung membawa umat Islam menjadi tidak rasional karena lebih mengedepankan marah dibanding menyebarkan cinta dan rahmat.

Kegiatan ini lanjut Gus Hayid, akan menjadi ujung tombak dari dakwah Islam Wasathiyah dan Islam Rahmatan lil Alamin tidak hanya di Indonesia tetapi di seluruh dunia. Karena paparnya, peserta dari program ini diikuti oleh berbagai imam dan dai dari seluruh dunia termasuk dari Wilayah Afrika, Eropa, Timur Tengah, Asia, serta Asia Tenggara.

"Kami ingin hasil pertemuan dan sharing serta pelatihan ini menjadi upaya baru dalam menciptakan Islam Wasathiyah di seluruh dunia. Karena setelah program ini dilakukan, kita bisa terus berkomunikasi dan saling memperkuat dakwah yang tidak menyakiti, dakwah yang damai serta dakwah yang mengedepankan akhlak seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW," terangnya.

Setelah program ini rampung, peserta dari Indonesia juga akan kembali menemui Dubes RI di Kairo untuk melaporkan hasil capaian danutidak lanjut dari program ini ke depan.

"Untuk periode tahun 2019, program ini akan diikuti oleh sekitar 50 peserta dan tahun 2020, Insyaallah akan ditambah 50 lagi sehingga menjadi 100 peserta," pungkasnya.

Sementara Dubes RI di Kairo, Mesir menyampaikan terima kasih atas kunjungan tersebut. Sebagai warga negara yang baik, sudah seharusnya dan selayaknya setiap datang ke suatu negara, melaporkan dan memberi tahu kepada kedutaan, agar fungsi perlindungan terhadap WNI dan pelayanan terbaik di luar negeri bisa dilakukan secara maksimal oleh KBRI.

"Terima kasih atas kunjungan ini dan semoga kedepan kerjasama-kerjasama semacam ini, antara PBNU dan Al-Azhar bisa terus ditingkatkan serta apresiasi kami terhadap para imam dan dai dari PBNU yang ikut program di kampus Al-Azhar. Semoga bisa berjalan dengan sukses dan lancar sampai waktu yang ditentukan selama dua bulan ini," harap Helmy.

Sementara itu Katib PCINU Mesir, Tu Bagus merasa senang dan bahagia atas program yang sudah berjalan antara PBNU dan kampus Al-Azhar, Mesir. Sebab selain untuk memperkuat Islam Wasathiyah, program ini juga diharapkan mampu memperkuat hubungan mahasiswa NU Indonesia yang menuntut ilmu di Al Azhar, Mesir.

"Kami berharap program ini dapat terus dilanjutkan dan ditambah volume kepesertaannya," harapnya.

Pertemuan ini diakhiri dengan penyerahan cinderamata berupa buku tentang PBNU dan kilas balik NU dalam mengawal Islam Wasathiyah di Indonesia. Hadir dalam pertemuan tersebut Wakil Dubes Aji Surya dan beberapa pejabat kedutaan serta beberapa mahasiswa Indonesia yang ada di Mesir. (Muhammad Faizin)