Nasional

PMII Evaluasi Persoalan Pertambangan di Jatim

NU Online  ·  Ahad, 4 September 2016 | 03:03 WIB

Lumajang, NU Online
Pada pelantikan Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jawa Timur di Balai Pemuda, Sabtu (3/9) sore, pengurus harian PMII Jatim masa khidmah 2016-2018 mengevaluasi perihal pertambangan di Jawa Timur yang menyisakan sejumlah persoalan. Mereka melihat ketidaksambungan antara ekspolitasi sumberdaya alam, kesejahteraan masyarakat, konflik sosial, dan masalah lingkungan.

Ketua PMII Jatim Zainuddin mengatakan, pihaknya berkomitmen mengawal implementasi pasal 33 ayat 2 Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yang mengamanatkan bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Ia kemudian mencontohkan sejumlah ekplorasi alam yang erat kaitannya dengan pertambangan seperti di Kabupaten Banyuwangi. Eksploitasi besar-besaran pada emas yang diperkirakan memiliki cadangan hingga 500 ton justru menyebabkan adanya pencemaran lingkungan. Limbah dari proses eksploitasi mencemari laut.

Begitupula yang terjadi di Lumajang, kekayaan alam berupa pasir besi dengan luas 60 hektar mengakibatkan konflik sosial yang mengemuka dengan terbunuhnya Salim Kancil. Tak boleh dilupakan, masyarakat Porong di Sidoarjo harus meninggalkan rumahnya akibat kecerobohan.

“Semua hal itu harus menjadi perhatian semua pihak, terutama Pemprov Jatim. Kami mendukung dan mendorong sepenuhnya menggunakan kekayaan alam digunakan sebesar-besarnya utuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Hal tersebut sebagaimana telah diamanatkan UUD 1945 pasal 33 ayat 2,” terang alumnus UIN Sunan Ampel ini.

Ia menjelaskan amanat konstitusi ini mengembirakan pada wilayah teks. Namun menyedihkan di dalam realitas yang konkret. Karena masih banyak sumber daya alam yang tidak dikelola dengan baik dan masih berpihak pada kepentingan asing. Kenyataan ini disadari betul oleh pengurus PMII Jawa Timur.

Berlandaskan pada Nilai Dasar Pergerakan (NDP) yang meliputi hablum minallah (hubungan dengan Allah), hablum minannas (hubungan dengan manusia), dan hablum minal alam (hubungan dengan alam), maka tindakan eksloitasi yang merusak alam dan menimbulkan problem sosial ini harus segera diselesaikan.

Secara umum ada tiga hal yang harus dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, pertama melakukan nasionalisasi aset atas kekayaan sumber daya alam. Kemakmuran akan sulit didapatkan manakala ternyata yang melakukan ekploitasi alam di Jawa Timur dilakukan oleh asing. Kedua, memperhatikan dampak eksploitasi terhadap lingkungan sesuai dengan PP. No 27 tahun 2012.

Sementara yang ketiga, memperhatikan dan melakukan gerakan konkret atas rakyat yang berada di sekitar eksploitasi. Nasib rakyat harus menjadi bagian utama dibandingkan mengejar pendapatan dari hasil pertambangan. Karena yang terjadi selama ini, rakyat di sekitar lokasi pertambangan selalu menjadi korban.

Gubernur Jawa Timur Soekarwo dalam pelantikan ini mengatakan, persaingan pasar bebas tidak lagi dapat dihindarkan. Untuk itu mahasiswa dan pemuda diharapkan dapat merespon kompetisi tersebut dengan melakukan gerakan ekonomi. Pihaknya, jelas Pakde Karwo, mengapresiasi setiap anak muda yang bersemangat dan bersedia menjadi agen perubahan. “Spirit yang digagas sangat baik, mari kita lakukan perubahan bersama,” terangnya.

PMII, menurut Gubernur dua periode tersebut, memiliki modal utama menghadapi pasar bebas yakni basis spiritual dan etika. Dua modal itu dapat digunakan PMII untuk mengembangkan potensi para kader, tentu menghindari menjadi penonton di negeri sendiri.

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi mengajak seluruh kader PMII untuk menyukseskan acara Hari Olahraga Nasional (Haornas) yang rencananya akan dilaksanakan di Stadion Delta Sidoarjo pada 9 September 2016. Ia juga berpesan agar PMII Jawa Timur dapat menjadi role model bagi gerakan mahasiswa di masa yang akan datang.

Selain Menpora dan Gubernur, tampak hadir Ketua Ikatan Alumni PMII Jatim Mujahid Ansori, Ketua Umum PMII Aminuddin Makruf, dan salah satu pendiri PMII KH Nuril Huda. Sebanyak 2000 kader PMII dari seluruh cabang kabupaten dan kota hadir meramaikan pelantikan yang dirangkai dengan halaqah akbar ikatan alumni PMII. (Red Alhafiz K)