Nasional HARLAH KE-61 PMII

PMII Harus Ambil Inisiatif Inovasi Perubahan Zaman

Sab, 17 April 2021 | 22:00 WIB

PMII Harus Ambil Inisiatif Inovasi Perubahan Zaman

roses kaderisasi di semua tingkatan harus diarahkan di antaranya dalam rangka membentuk jati diri, karakter kita, sebagai kader yang tangguh dan bisa tampil dalam setiap sektor-sektor perubahan yang ada ke depannya.

Jakarta, NU Online

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) harus berupaya untuk menampilkan diri di depan dalam setiap perubahan-perubahan. Para kader kerap didoktrinasi dan diyakinkan bahwa dirinya merupakan agen perubahan, tetapi belum berkemampuan menjawab tantangan-tantangan kemajuan yang melaju sedemikian cepatnya.

 

"Maka dari itu, terdepan dalam kemajuan artinya kita kader Pergerakan Mahasiswa harus menguasai perubahan. Kita harus tampil di depan untuk mengambil perubahan-perubahan dan inisiatif-inisiatif, inovasi, dan kreativitas ke depan. Kenapa? Kalau tidak seperti itu, ya kita akan banyak sekali mendapatkan tantangan ke depannya," kata Ketua Umum Pengurus Besar PMII 2021-2023 terpilih M Abdullah Syukri saat menyampaikan sambutan pada peringatan Harlah Ke-61 PMII di Kantor PB PMII, Jakarta, Sabtu (17/4).

 

Karenanya, pria yang akrab disapa Abe itu menegaskan bahwa kader PMII perlu memiliki tekad bulat. Hal itu ia sampaikan dengan mengutip satu bait dari Mukaddimah kitab al-‘Imrithi karya Syekh Syarafuddin, bahwa pemuda itu ditimbang daripada tekadnya.

 

"Siapa yang tidak memiliki tekad yang kuat, maka dia akan tidak memperoleh manfaat dalam kehidupannya," tegas pria yang mulai mengikuti PMII sejak tahun 2008 di Malang, Jawa Timur itu.

 

Ia menyebut ada satu situsweb yang dapat membuat petisi daring dan diikuti jutaan orang. Petisi itu bisa membuat sebuah tekanan terhadap sebuah kebijakan dan situasi-situasi tertentu. Namun, hal tersebut bukan merupakan buah karya kader PMII.

 

"Maka, ke depannya, seharusnya produk-produk seperti itu itu lahir daripada kaum pergerakan seperti Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia," kata pria kelahiran Cirebon 29 tahun yang lalu itu.

 

Abe juga menjelaskan bahwa Rasulullah menjadi seorang pedagang sukses karena memiliki karakter dan sifat shidiq, amanah, dan fathonah. Hal demikian, menurutnya, tidak boleh dilupakan PMII. Proses kaderisasi di semua tingkatan harus diarahkan di antaranya dalam rangka membentuk jati diri, karakter kita, sebagai kader yang tangguh dan bisa tampil dalam setiap sektor-sektor perubahan yang ada ke depannya

 

"Maka dari itu, jadilah kader yang mandiri, tidak cengeng, terus bertanggung jawab terhadap perubahan-perubahan yang ada," ujar alumnus Universitas Duisberg Essen, Jerman itu.

 

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ikatan Keluarga (PB IKA) PMII Hanif Dhakiri menyampaikan bahwa tugas PMII adalah menciptakan negarawan-negarawan yang sesuai dengan situasinya saat ini. Hal inilah yang harus ditekankan betul agar dapat panen seumur hidup.

 

Kader PMII, menurutnya, harus percaya diri berbicara mengenai mengatur negara di berbagai lapangan yang sesuai dengan bakat dan minat masing-masing. Para pendahulu, menurutnya, sudah menunjukkan banyak contoh di berbagai sektor.

 

"Kita tinggal cari petakan dan ikuti modelnya sudah banyak masalahnya kita mau apa tidak kita siap atau tidak,"  pungkas Menteri Ketenagakerjaan Era Kabinet Kerja 2014-2019 itu.

 

Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Keluarga (PB IKA) PMII H Ahmad Muqowwam, Bendahara Umum PB IKA PMII H Sudarto, Habib Umar Muthahhar, dan Penceramah Gus Miftah Maulana Habiburrahman.

 

Pewarta: Syakir NF
Editor: Kendi Setiawan