Nasional

Presiden Jancuker Heran Ada Orang Haramkan Musik

NU Online  ·  Ahad, 30 Juli 2017 | 06:00 WIB

Jakarta, NU Online 
Sujiwo Tejo mengajak kerukunan yang digalang melalui Nahdlatul Ulama dengan melihat bahasa tidak sebagai arti, tapi bahasa sebagai bunyi karena bunyi itu tanpa mengerti artinya pun orang sudah merasakannya. 

“Karena saya yakin Gusti Allah itu bicara tidak hanya dengan arti,” katanya pada Silaturahim Kebudayaan bertema “Meneguhkan Kebudayaan, Memperkuat Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia” yang digelar Lesbumi PBNU di gedung PBNU, Jumat (28/7). 

Namun, menurutnya, di dalam Al-Quran itu pun ada musik karena menggunakan bahasa, sementara bahasa itu sendiri adalah musik. 

“Definisi musik itu ada nada, ada pengulangan, ada rhythm,” lanjut pria yang dikenal dalang dan aktor yang pernah mengenyam pendidikan di Institut Teknologi Bandung (ITB). 

Maka itulah, menurut Presiden Jancuker tersebut, ia merasa heran kalau ada orang bilang musik itu haram. 

“Saya itu heran,” lanjut Pria kelahiran Jember, Jawa Timur, 31 Agustus 1962.

Karena, lanjutnya, detak jantung manusia itu musik. Juga ketika manusia berbicara pun sebenarnya adalah musik. 

Ia kemudian menyanyikan lagu dalam bahasa Jawa yang menurutnya tak perlu mengetahui artinya. Ia juga membacakan surat Al-Zalzalah, serta mnyanyikan Asmaul Husna. (Abdullah Alawi)