Nasional

Prof Quraish Shihab: Al-Qur’an Sejajarkan Agama dengan Tanah Air

Ahad, 2 Oktober 2016 | 10:00 WIB

Prof Quraish Shihab: Al-Qur’an Sejajarkan Agama dengan Tanah Air

Prof KH Quraish Shihab (foto: kemenag.go.id)

Jakarta, NU Online
Ulama pakar tafsir Al-Qur’an Prof KH Quraish Shihab berpendapat, sejarah hijrah Rasulullah mengandung pelajaran tentang cinta tanah air. Pesan tersebut antara lain terlihat dari kisah umat Islam di Madinah yang mengungkapkan kekahawatiran bahwa Nabi Muhammad ketika meraih kemenangan kelak akan kembali ke tanah kelahirannya, Makkah.

Kecemasan penduduk Madinah sebagai pihak yang mengundang Nabi ini menandakan bahwa Rasulullah memang dikenal sebagai pribadi yang cinta tanah air. Atas permintaan untuk menetap di Madinah, Nabi menyanggupi. Namun, katanya, komitmenya untuk tinggal di kota yang sebelumnya bernama Yatsrib itu tak membuatnya melupakan tanah air Makkah.

“Tidak melupakan anggota masyarakatnya di Makkah, sampai-sampai (saat kembali ke tanah airnya pada peristiwa Fathul Makkah, red) yang pernah melakukan keburukan kepada Nabi pun beliau maafkan. Beliau berkata, ‘Pergilah kalian, semua bebas, kalian adalah saudara-saudara kami’,” jelas Quraish pada acara Talkshow Tafsir al-Mishbah bertema “Makna Hijrah” yang disiarkan Metro TV, Ahad (2/10).

Penulis Tafsir al-Mishbah ini juga menguraikan tentang cinta tanah air yang disingung Al-Qur’an. Menurutnya, Al-Qur’an sebagaimana tercermin dalam Surat Surat Al-Mumtahanah Ayat 8 menyejajarkan antara agama dan tanah air.

Terjemahan ayat yang dimaksud berbunyi, “Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari tanah airmu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.”

Mantan rektor UIN Syarif Hidayatullah yang pernah menjadi Menteri Agama RI ini juga berpesan, walaupun seseorang berada di luar negeri, perjuangan tetap harus untuk tanah air.

 “Semakin cinta Anda kepada tanah air maka itu salah satu aspek dari tandanya keimanan. Itu sebabnya dikatakan hubbul wathan minal iman. Itu yang diajarkan Nabi,” tuturnya. (Mahbib)