Nasional

Prof Quraish Shihab: Tak Menerima Perbedaan Berarti Menolak Rahmat

Ahad, 26 Mei 2019 | 06:30 WIB

Prof Quraish Shihab: Tak Menerima Perbedaan Berarti Menolak Rahmat

Prof Quraish Shihab (Foto: Jodi Hermawan)

Jakarta, NU Online
Pakar Tafsir Indonesia Prof Quraish Shihab kembali menegaskan tentang pentingnya menghargai perbedaan karena hal itu merupakan suatu keniscayaan dan rahmat Tuhan bagi manusia.

“Perbedaan-perbedaan itu adalah keniscayaan. Itu adalah rahmat Tuhan,” kata Prof Quraish pada program Shihab & Shihab yang diunggah Youtube Najwa Shihab pada Sabtu (25/5).

Menurut Prof Quraish, banyak ayat dalam Al-Qur’an yang berbicara tentang perbedaan seperti dalam Surat Yunus ayat 99 yang dikemukakanya.

وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَآمَنَ مَنْ فِي الْأَرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيعًا أَفَأَنْتَ تُكْرِهُ النَّاسَ حَتَّى يَكُونُوا مُؤْمِنِينَ

Artinya: “Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kalian (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya?”

Prof Quraish mengatakan, Tuhan menghendaki perbedaan dengan memberikan kecenderungan dan akal yang berbeda-beda. Oleh karena itu, ajaknya, manusia untuk saling berlomba dalam kebaikan.

“Jadi keragaman itu keniscayaan dan kehendak Tuhan, bahkan keragaman itu adalah rahmat bagi kita,” katanya menegaskan.

Perbedaan soal ekonomi juga dapat dilihat dalam Surat Surat Az-Zukhruf ayat 32:

نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَعِيشَتَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۚ وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَتَّخِذَ بَعْضُهُمْ بَعْضًا سُخْرِيًّا ۗ وَرَحْمَتُ رَبِّكَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ

Artinya: “Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”.

Ia tak bisa membayangkan jika tidak terjadi keragaman secara ekonomi, yakni semua manusia kaya atau sebaliknya miskin, maka tidak akan terjadi tolong-menolong dan membantu di antara sesama manusia.

Perbedaan lain yang dikemukakannya juga terjadi pada anggota tubuh manusia satu dengan yang lainnya dan dalam sebuah pohon. “Maka kita harus menerima perbedaan itu karena itu rahmat. Kalau Anda tidak menerima perbedaan itu, itu berarti Anda menolak rahmat,” ucapnya.

Untuk itu, ia mengingatkan siapa pun agar tidak mempertentangkan perbedaan, khususnya dalam hal agama karena sangat sensitif. Menurutnya, seseseorang bisa berdebat dalam hal ilmu, tapi kalau agama sangat menyentuh hati.

“Sangat mudah seorang ilmuan mengubah pendapat ilmiahnya, tetapi sangat sulit seseorang mengubah keyakinannya,” ucapnya.

Menurutnya, dalam perbedaan-perbedaan tersebut, Islam mengajarkan sebuah prinsip yang disebut dengan kalimatun sawa. Prinsip tersebut merupakan titik temu sehingga satu sama lain bisa bekerja sama. (Husni Sahal/Muhammad Faizin)