Profil Khofifah dan Alissa Wahid, Ketua PBNU Pertama dari Perempuan
Kamis, 13 Januari 2022 | 12:15 WIB
Muhammad Syakir NF
Penulis
Jakarta, NU Online
Untuk pertama kalinya dalam sejarah pengurus harian tanfidziyah, dua perempuan diamanahi sebagai Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Masa Khidmah 2022-2027, yakni Hj Khofifah Indar Parawansa dan Hj Alissa Qotrunnada Wahid. Hal ini termaktub dalam Surat Keputusan PBNU Nomor 01/A.II.04/01/2022.
Keputusan itu dibacakan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf di Gedung PBNU lantai 8, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta pada Rabu (12/1/2022).
Khofifah sejak mahasiswa sudah aktif di Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (Kopri). Pada tahun 2000, ia terpilih sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat NU sampai sekarang. Ia memimpin roda organisasi perempuan-perempuan NU itu selama empat periode.
Khofifah juga memiliki banyak pengalaman di dunia pemerintahan, mulai dari Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan (1999-2001) dan Menteri Sosial (2014-2018), hingga Gubernur Jawa Timur (2019-2024).
Dalam kesempatan pengumuman kepengurusan, Khofifah diberikan waktu oleh Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf untuk berbicara menyampaikan pernyataan mengenai keterlibatan perempuan dalam kepengurusan PBNU.
Ia menegaskan kepentingan NU dalam memperhatikan perempuan dari tiga sisi paling tidak, yakni pendidikan, kesehatan, dan pendapatannya.
Sementara itu, Alissa Wahid sebelumnya menduduki Sekretaris Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU) PBNU mendampingi Hj Ida Fauziyah sebagai ketuanya untuk masa khidmah 2015-2021.
Dalam Muktamar Ke-34 NU yang diselenggarakan di Lampung pada Desember 2021 lalu, Alissa menjadi satu-satunya perempuan yang memimpin komisi, dalam hal ini Komisi Rekomendasi.
Alissa juga aktif dalam menebar sembilan nilai utama Gus Dur melalui Jaringan Gusdurian sebagai Koordinator Nasional.
Dalam forum pengumuman kepengurusan PBNU, Alissa menyebut bahwa keterlibatan perempuan dalam struktur kepengurusan menjadi gerbang bagi perempuan-perempuan NU dalam memperluas khidmahnya bagi NU, bangsa, dan peradaban dunia.
Selain dua nama di atas, ada sembilan perempuan lain yang menempati kepengurusan PBNU, yakni (1) Nyai Hj Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, (2) Nyai Hj Machfudhoh Aly Ubaid, dan (3) Nyai Hj Nafisah Sahal Mahfudz sebagai Mustasyar; (4) Nyai Hj Nafisah Ali Maksum, (5) Nyai Hj Faizah Ali Sibromalisi, (6) Nyai Hj Badriyah Fayumi, (7) Nyai Hj Ida Fatimah Zainal, dan (8) Nyai Hj Masriyah Amva sebagai A'wan; dan (9) Ai Rahmayanti sebagai Wakil Sekretaris Jenderal.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Fathoni Ahmad
Terpopuler
1
Kronologi Penembakan terhadap Guru Madin di Jepara Versi Korban
2
Silampari: Gerbang Harapan dan Gotong Royong di Musi Rawas
3
Sejarah Baru Pagar Nusa di Musi Rawas: Gus Nabil Inisiasi Padepokan, Ketua PCNU Hibahkan Tanah
4
NU Peduli Salurkan Bantuan Sembako kepada Pengungsi Erupsi Lewotobi
5
Hukum Mengonsumsi Makanan Tanpa Label Halal
6
Kekompakan Nahdliyin Inggris Harus Terus Dijaga
Terkini
Lihat Semua