Nasional

Program Pendidik Sebaya Jadi Komitmen IPPNU Cegah Kekerasan di Lingkungan Pelajar

Ahad, 3 Maret 2024 | 22:00 WIB

Program Pendidik Sebaya Jadi Komitmen IPPNU Cegah Kekerasan di Lingkungan Pelajar

Ketum PP IPPNU Whasfi Velasufah saat memberikan sambutan di acara Peringatan Hari Lahir Ke-69 IPPNU di Lantai 8 Gedung PBNU pada Sabtu (2/3/2024). (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Perhatian serius terhadap maraknya kekerasan yang dialami pelajar baik di sekolah maupun pesantren menjadi fokus utama bagi para pengurus Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (PP IPPNU).


Ketua Umum PP IPPNU Whasfi Velasufah menyatakan bahwa pengurus IPPNU telah memulai program pendidik sebaya (peer educator) sebagai upaya menciptakan ruang aman bagi pelajar dan santri.


Langkah nyata ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya mencegah perilaku bullying (perundungan), intoleransi, dan kekerasan di lingkungan sekolah.


"Kalau aksi-aksi nyatanya kita masih di peer education. Kita sisipi materi-materinya,  menyiapkan fasilitatornya dan lain-lain supaya bisa jadi contoh untuk sekolah yang lain," ujarnya kepada NU Online di Gedung PBNU, Sabtu (2/3/2024).


Program pendidik sebaya ini merupakan hasil kolaborasi IPPNU dengan Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU), yang saat ini telah diimplementasikan oleh pimpinan wilayah IPPNU. Saat ini, IPPNU telah memiliki 28 pimpinan wilayah, namun masih berupaya untuk melengkapi 6 wilayah lagi.


"Jadi peer educator membuat edukasi antarsebaya/antarsesama pelajar, biar lebih dekat. Beberapa pimpinan wilayah yang masih kita fokuskan itu di zona Jawa," ujarnya.


Ketua Lembaga Konseling Pelajar Putri (LKPP) PP IPPNU Hazimatul Layyinah menjelaskan bahwa kegiatan pendidik sebaya ditujukan kepada siswa-siswi SMP dan SMA, IPNU-IPPNU, pemuda-pemudi karang taruna, pengurus OSIS, dan mahasiswa.


"Target usia peserta kegiatan ini adalah antara 12 hingga 24 tahun, dengan materi yang mencakup peran remaja dalam pencegahan stunting, kesehatan remaja, keterampilan hidup remaja yang luar biasa, kesiapan remaja menghadapi tantangan, dan menjadi pendidik sebaya yang berdaya," paparnya.


Ia menambahkan, IPPNU juga terlibat dalam pelatihan instruktur nasional Cegah Stunting Perspektif Agama (CSPA) dengan output berupa pembentukan instruktur pendidik sebaya yang mendalami isu kekerasan terhadap pelajar.


"LKPP sedang merancang SOP Kekerasan dan modul untuk gerakan akar rumput. Baru-baru ini, IPPNU terlibat dalam penulisan modul dan prototipe di daerah Batu, Jawa Timur, dan Bandung Barat, Jawa Barat," tambahnya.


Peer educator bukan sekadar nama

Peer educator (pendidik sebaya) adalah individu remaja yang dilatih untuk memberikan informasi, pendidikan dan dukungan kepada teman sebaya mereka. 


Mereka berperan sebagai agen perubahan positif dalam komunitas remaja dengan membagikan pengetahuan tentang kesehatan, kesejahteraan, dan isu-isu penting lainnya yang mempengaruhi remaja.


Menurut United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF) pada 2012, metode pendidikan kesehatan peer education telah terbukti membantu meningkatkan kesadaran, memberikan informasi yang akurat, dan membantu remaja mengembangkan keterampilan untuk mengubah perilaku mereka.


Komitmen ini juga telah dilakukan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA). Sekretaris Kementerian PPPA Pribudiarta Nur Sitepu menegaskan terus memperkuat peran anak sebagai pelopor dan pelapor, sebagai peer educator tentang hak-hak dan perlindungan anak, dan menjadi teman berbagi yang dapat dipercaya sebayanya.