Nasional

Puslitbang Penda Kemenag Seminarkan Riset Pesantren Muadalah

Sel, 24 November 2015 | 21:01 WIB

Bogor, NU Online
Pusat Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Agama dan Keagamaan (Puslitbang Penda) Balitbang Diklat Kementerian Agama menggelar seminar laporan riset pesantren muadalah. Seminar yang digelar di Wisma PP Puncak, Bogor, ini dibuka secara resmi oleh Kepala Bidang Litbang Pendidikan Nonformal-Informal Muhammad Murtadlo, Senin (23/4) malam.
<>
Dalam pidatonya, Murtadho mengatakan seminar laporan riset ini hendak menjaga eksistensi pesantren muadalah. Sebab, kehadiran "makhluk unik" ini sungguh terasa di belantara pendidikan agama di nusantara.

"Kami melihat pesantren muadalah ini karena keunikannya. Sebab, ia bisa menjadi cermin bagi pesantren salaf dan modern. Selain karena ia bisa mandiri, otonom, cukup percaya diri, juga tetap jalan seperti biasa," kata Murtadlo.

Dalam riset ini, lanjut Murtadlo, sifatnya hanya ikut merawat sekaligus mengkonservasi pesantren muadalah. "Saya berharap laporan riset ini bisa didorong menjadi buku, kapita selekta, atau bunga rampai pesantren muadalah," tandasnya.

Pihaknya ingin mendorong sesama pesantren muadalah bisa bersinergi dengan internal mereka sendiri juga dengan pemerintah melalui Kemenag. "Nanti mau kita dorong ke sidang komisi atau penjaringan aspirasi. Pertama apa yang harus dilakukan kementerian dan apa pula yang musti dilakukan pesantren sesama muadalah. Itu jadi satu komisi," tegasnya.

Kedua, tambah Murtadlo, karena ini penelitian needs assesment, makanya yang perlu diketahui adalah kebutuhan apa saja yang dibutuhkan pesantren muadalah. "Karena ini makhluk unik, kami hanya bisa mengumpani tapi tidak bisa mengatur sepenuhnya. Kami memberi ruang, merawat serta mengkonservasi saja," ujarnya.

Menurut dia, di seluruh Indonesia ada 31 pesantren muadalah yang mendapat SK dari Kemenag. Meski mayoritas berada di pulau Jawa, namun ada juga di Aceh, Medan, Banjarmasin. "Intinya mereka berada di kantong-kantong pesantren," ungkap Murtadlo.

Selain para peneliti, kata Murtadlo, seminar ini dihadiri utusan beberapa pesantren se-Jabodetabek. lebih dari separo berasal dari pesantren. Dalam pertemuan tersebut setidaknya ada empat pesantren muadalah yang diundang. Yakni Pesantren Darul Rahman Jakarta, Pesantren Basyariah Bandung, Pesantren MHS Cirebon, dan Pesantren Darussalam Garut.

Seminar tentang pesantren muadalah yang menghadirkan beberapa narasumber baik dari peneliti senior internal Puspenda maupun dari pihak luar, seperti Rabithah Maahid Islamiyah (RMI), ini dijadwalkan selama tiga hari, 23-25 November 2015. (Musthofa Asrori/Abdullah Alawi)