Nasional

PWNU Sumatera Barat Harap Disiplin Ilmu pada MQK Porseni NU Diperbanyak

Jum, 20 Januari 2023 | 20:00 WIB

PWNU Sumatera Barat Harap Disiplin Ilmu pada MQK Porseni NU Diperbanyak

Suasana peserta lomba MQK Porseni NU di Pendopo Pondok Pesantren Al-Muayyad Mangkuyudan, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Rabu (18/1/2023). (Foto: NU Online/Malik)

Surakarta, NU Online

Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) Nahdlatul Ulama (NU) tahun 2023 cabang Musabaqah Qira'atil Kitab (MQK) dan Hifdzil Alfiyah dibuka pada Rabu (18/1/2023) lalu di Pendopo Pondok Pesantren Al-Muayyad Mangkuyudan, Kota Surakarta, Jawa Tengah.


Kontingen Sumatera Barat pada cabang MQK mengirimkan 2 wakilnya yaitu santri dan santriwati. Official MQK Kontingen Sumatera Barat Akmal Hadi berharap agar di Porseni NU berikutnya ada banyak disiplin ilmu yang diperlombakan pada MQK.


"Harapan kita dari PWNU Sumatera Barat, karena memang banyak disiplin ilmu yang ada di pondok itu, ada ilmu mantiqnya, ada ilmu balaghohnya. Kita berharap tidak hanya ilmu fiqih saja. Tetapi ada ilmu ushul fiqih, ilmu tauhid, dan ada ilmu tasawuf yang akan dilombakan pada materi MQK ini," ujarnya saat ditemui di NU Online pada Rabu (18/1/2023).


Ia mengatakan bahwa proses seleksi MQK Sumatera Barat untuk Porseni NU 2023 ada 470 pesantren. Kemudian dari PWNU Sumatera Barat mengadakan seleksi, dan terpilihlah 2 santri mewakili Sumatera Barat. Kedua santri tersebut berasal dari Pondok Pesantren Ashabul Yamin Lasi, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.


"Dari Provinsi Sumatera Barat kita mengikuti 2 peserta 1 putra, dan 1 putri. Yang diperlombakan itu kitab Fathul Mu'in dari bab thaharah sampai akhir," imbuh pria yang juga merupakan Ketua PCNU Kabupaten Agam.


Lebih lanjut ia menceritakan bahwa perjalanan dari Pondok Pesantren Ashabul Yamin menempuh 98 km untuk sampai ke Bandara Internasional Minangkabau. Karena letak Pondok Pesantren Ashabul Yamin sendiri berada di pinggang Gunung Merapi.


"Dari Sumbar itu naik pesawat 2 kali dari Padang ke Jakarta, dari Jakarta baru ke Solo. Berangkatnya pagi Jumat kemarin, jam 9. Sampai sini siang habis Ashar. Dari Bandara Internasional Minangkabau, kemudian kita langsung transit di Bandara Soekarno Hatta. Lalu dari Bandara Soekarno Hatta langsung ke Bandara Adi Soemarmo di Solo," paparnya.


Selain itu ia berharap agar event Porseni NU ini menjadi acara rutinan, digelar 3 tahun sekali. Lalu berharap agar semua potensi yang ada di NU, kader NU dijaga dan dirawat sesuai dengan tagline yaitu merawat jagad, dan memperkuat peradaban.


"Acara ini tentu harus kita ambil semacam semangat dari kader Nahdliyin terutama dari santri. Karena memang kita tahu bahwa NU itu berasal dari pondok pesantren kita kembali ke pondok pesantren," ucap dia.


Sementara itu peserta MQK dari Sumatera Barat Muhammad Farhani Hanif mengaku persiapan untuk mengikuti lomba ini sangat singkat, persiapan yang dilakukan hanya selama sebulan.


"Tentu harapannya bisa memahami kitab Fathul Mu'in dengan baik, serta menambah persaudaraan dengan teman-teman dari berbagai daerah," pungkasnya.


Kontributor: Malik Ibnu Zaman

Editor: Fathoni Ahmad