Jakarta, NU Online
KH Hodri Ariev mengemukakan tentang sosok KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang mempunyai sikap penuh dengan keikhlasan. Ia pun mengaku sering dinasihati kiai yang Ketua Umum PBNU 1984-1999 tersebut agar bersikap ikhlas.
Nasihat itu, menurut kiai yang pernah jadi juru baca Gus Dur ini, kamu jangan sungkan-sungkan untuk membantu orang lain. Kalau kamu membantu orang lain, Allah yang akan membantu kamu.
“Itu sangat melekat kuat kepada diri saya,” kata Hodri pada saat menjadi pembicara pada ‘Tadarus Humor Gus Dur’ di Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar, Jombang, Jawa Timur, Ahad (6/1).
Menurut Hodri yang mendapat cerita langsung dari Gus Dur, sejak usia belasan tahun, Gus Dur telah tertarik kepada Ibnu Atha’illah al-Iskandari.
Kutipan dari kitab Al-Hikam yang sering disampaikan Gus Dur, sambungnya, agar bersikap ikhlas, seperti kuburkanlah dirimu di tanah kerendahan karena sesuatu yang tumbuh tanpa dikubur hasilnya kurang sempurna.
“Artinya perbuatan-perbuatan yang tidak dilakukan dengan ikhlas maka tidak akan memberikan hasil yang sempurna. Itu yang selalu Gus Dur sampaikan baik secara pribadi maupun di forum-forum terbatas dengan beberapa orang, pengagum beliau,” jelasnya.
Selain itu, lanjutnya, Gus Dur sering mengingatkan dengan mengutip bait lain dalam Al-Hikam yang berbunyi ‘amal itu seumpama jasad, sedangkan keikhlasan adalah ruhnya.
Ia mengaku merasakan, sekalipun jasad Gus Dur telah wafat, namun hingga kini perbuatan-perbuatannya tetap hidup.
“Sekarang betapa banyak pikiran Gus Dur yang dikaji hingga humor pun dipelajari. Dan saya menduga kuat, ini adalah hasil dari keikhlasan Gus Dur. Setiap kali beliau melakukan apa pun, hingga humor-humor yang dilakukan, bukan untuk menertawakan orang lain, tapi untuk kritik, tes, gaya diplomasi dan sebagainya,” terangnya. (Husni Sahal/Abdullah Alawi)