Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ma’ruf Amin mengatakan bahwa masalah agama dan negara itu sudah selesai secara politis setelah negara ini menetapkan empat pilar, yaitu Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 45.
“Gaduh lagi itu setelah adanya kelompok-kelompok radikal. Apa itu radikalisme agama ataupun radikalisme sekuler,” kata Kiai Ma’ruf saat menjadi pembicara kunci pada Refleksi Kebangsaan 71 tahun Muslimat NU di Hotel Crown Plaza, Jakarta Pusat, Senin (27/3).
Ia mengatakan, radikalisme agama terutama dari kalangan Islam, itu karena masuknya pengaruh global dan pengaruh internal-internal yang telah mereduksi makna jihad.
Menurutnya, jihad itu bukan hanya dimaknai perang, tetapi juga bisa dimaknai perbaikan. Jihad bermakna perang, qital, itu kalau dalam suasana perang, tapi jihad juga bisa bermakna ishlah, perdamaian, perbaikan, kalau dalam situasi damai.
“Di sini (Indonesia) jihad dalam arti bukan qitalan (perang), tapi ishlahan, perbaikan dalam semua hal,” jelas Kiai yang juga diamanahi Ketua Umum MUI.
Penyimpangan tersebut, menurutnya, tidak hanya pada pemaknaan jihad, tetapi juga karena menerapkan ayat-ayat Al-Qur’an tentang perang ke dalam suasana damai.
“Ini saya kira distorsi pemaknaan jihad atau (distorsi) pemahaman agama,” kata Kiai Ma’ruf.
Acara Refleksi Kebangsaan yang bertemakan Pancasila, Agama, dan Negara ini menghadirkan tiga pembicara, yaitu KH Solahudin Wahid, Ketua MPR Zulkifli Hasan, dan Yudi Latif. (Husni Sahal/Alhafiz K)
Terpopuler
1
Cek Live Streaming Indonesia U-23 Vs Guinea U-23, Rebutkan Tiket Terakhir Olimpiade 2024
2
Lembaga Falakiyah PBNU Ikhbarkan 1 Dzulqa’dah 1445 H Jatuh pada Jumat 10 Mei 2024
3
Khutbah Jumat: Urgensi Ukhuwah Insaniyah di Tengah Kehidupan
4
Lembaga Falakiyah PBNU Instruksikan Rukyatul Hilal Awal Dzulqa'dah 1445 H Sore Ini
5
Khutbah Jumat: Larangan Keras Menelantarkan Anak
6
Khutbah Jumat: Bukan Keturunan Jadikan Mulia, Ketakwaanlah Pembedanya
Terkini
Lihat Semua