Nasional

Ribuan Orang Serbu Pameran Kerja di Jambi

Sen, 9 September 2019 | 12:20 WIB

Ribuan Orang Serbu Pameran Kerja di Jambi

Jambi Jobfair 2019 diserbu ribuan pencari kerja. (Foto: Kemnaker)

Jambi, NU Online
Gubernur Jambi Fachrori Umar sangat mengapresiasi agenda tahunan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jambi menggelar Jambi Job Fair 2019. Bursa lowongan tenaga kerja yang berlangsung selama tiga hari, pada 6-8 September 2019. Dalam job fair yang diikuti oleh 50 perusahaan itu, sebanyak 6.073 pelamar memperebutkan 1.683 lowongan pekerjaan.
 
"Job fair 2019 yang dibuat Disnakertrans Provinsi Jambi ini, membuat para pencari kerja lebih bersemangat dalam mencari lowongan pekerjaan. Ini bisa kita lihat daftar yang melamar mencapai lebih kurang enam ribu orang dari 1.683 lowongan pekerjaan yang tersedia," ujar Fachrori saat menutup job fair di Mall Jambi Town Square (Jamtos), Kota Jambi, Ahad (8/9).
 
Fachrori Umar menilai dari tingginya animo masyarakat Jambi tersebut, menunjukkan para pencari kerja sangat antusias dan bersemangat sekali mengikuti job fair ini.
 
"Terbukti dengan jumlah masyarakat Jambi yang hadir sampai hari ini sangat ramai sekali. Semoga penyelenggaraan event ini memberikan manfaat kepada masyarakat Provinsi Jambi, khususnya para pencari kerja di Provinsi Jambi," kata Fachrori.
 
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jambi, Muhammad Ali mengungkapkan jumlah pelamar tahun 2019 meningkat 10,41 persen dibandingkan  tahun sebelumnya.
 
"Tingginya antusias dari para pencari kerja tersebut menunjukkan bahwa jumlah lowongan kerja yang tersedia belum mampu memenuhi kebutuhan para pencari kerja,"  katanya.
 
Ketua Apindo Jambi, John Kennedy, menghimbau Disnakertrans Jambi  agar di masa depan membuat sistem developement center yaitu sistem rekrutmen online berbasis digital yang terhubung dengan beberapa perusahaan.
 
"Sehingga para pencari kerja di Provinsi Jambi tidak perlu lagi 'antri' melamar kerja dan dalam pelaksanaan rekrutmen tidak ada lagi unsur KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme),"  katanya.
 
 
Editor: Kendi Setiawan