Nasional

Saat Ulama Timur Tengah Tertarik dengan Pesantren di Indonesia

Rab, 24 Juli 2019 | 07:00 WIB

Saat Ulama Timur Tengah Tertarik dengan Pesantren di Indonesia

Pengasuh Pesantren Tebuireng KH Salahuddin Wahid (kiri) menerima kunjungan Syekh Abdul Hadi

Jombang, NU Online
Sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, Indonesia menjadi daya tarik bagi para ulama di dunia. Salah satu daya tarik tersebut datang dari umat Islam yang menuntut ilmu di pesantren-pesantren.
 
Salah satu pesantren tua dan besar di Indonesia yaitu Pesantren Tebuireng yang didirikan KH M Hasyim Asy'ari pada tahun 1889. Pesantren ini telah melahirkan tokoh besar seperti KH Abdul Wahab Hasbullah, KH Bisri Syansuri, dan KH Ma'ruf Amin.
 
Di antara tokoh dunia yang tertarik dengan Indonesia dan pesantrennya adalah Mursyid Tharikat Syadziliyah dari Suriah, Syekh Abdul Hadi. Tokoh yang saat ini tinggal di Lebanon ini secara khusus berkunjung ke Pesantren Tebuireng untuk berdiskusi dan memberi kuliah umum kepada para santri.
 
Kedatangan Syekh Abdul Hadi disambut Pengasuh Pesantren Tebuireng KH Salahuddin Wahid di ndalem kesepuhan bersama beberapa pengurus pesantren. Selanjutnya, Syaikh Abdul Hadi bertemu mahasantri Ma'had Aly Hasyim Asy'ari Tebuireng di Gedung Yusuf Hasyim lantai satu Pesantren Tebuireng.
 
Dalam pembicaraannya, Syekh Abdul Hadi menyinggung soal pesantren dan kondisi negara-negara Islam. Ia sangat tertarik mempelajari pesantren dan posisinya dalam perkembangan Islam di Indonesia. "Saya sangat tertarik mengenal pesantren di Indonesia, untuk itu saya berkunjung ke beberapa pesantren," jelasnya, Rabu (24/7).
 
Uniknya, diskusi kali ini berlangsung dengan bahasa pengantar yaitu Bahasa Arab. Mulai dari pembawa acara, sambutan, penyampaian materi dan sesi tanya jawab semua memakai Bahasa Arab. Acara berlangsung khusyu dan khidmat, terutama saat pembacaan ayat suci Al-Quran dan penyampaian materi dari Syekh Abdul Hadi.

Ia merasa bahwa Islam di Indonesia menjadi contoh bagi negara-negara lain di dunia. Di Indonesia meskipun memiliki banyak agama dan suku bangsa namun bisa hidup berdampingan. Bisa menjalankan ibadah dengan damai, mencari ilmu, dan melakukan hal positif lain. Ini sesuatu yang langka di beberapa negara Timur Tengah.
 
Selain berkunjung ke Tebuireng, Syekh Abdul Hadi juga dijadwalkan mengunjungi Pesantren Darul Lughoh, Pesantren Darus Saadah Gubuk Klakah, Pesantren Lirboyo Kediri, Pesantren Langitan Tuban, dan Pesantren Mambaus Sholihin Gresik. “Di Timur Tengah beberapa negara penuh dengan konflik dan pertikaian,” tambahnya.
 
Kunjungan Syekh Abdul Hadi dihadiri ratusan santri putra dan putri Pesantren Tebuireng. Saking penuhnya ruangan, beberapa santri tampak duduk di lantai dan ada juga yang berdiri sambil mendengarkan nasehat dan petuahnya.
 
Di hadapan para santri, Syekh Abdul Hadi berpesan secara khusus bahwa kebahagiaan bisa dicapai dengan tiga hal. Pertama bersabar ketika mendapat cobaan dari Allah. Dan kedua, bersyukur ketika mendapat kenikmatan dari Allah. “Ketiga bertaubat ketika melakukan kesalahan,” ujarnya.
 
Usai memberikan kuliah umum di depan para santri, Syekh Abdul Hadi langsung melakukan ziarah ke makam Pendiri Nahdlatul Ulama KH M Hasyim Asy'ari, Mantan Menteri Agama RI KH Wahid Hasyim, Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid yang berada di komplek Pesantren Tebuireng.
 
Setelah itu, ia juga menyalami tamu dan mendoakan mereka yang ziarah ke makam KH M Hasyim Asy'ari. Beberapa orang tua tampak berebut meminta doa untuk anaknya secara bergantian. (Syarif Abdurrahman/Musthofa Asrori)


 
Â